Pemkot Yogyakarta Tambah 9 Unit EWS Banjir, Total Punya 26

- BPBD Kota Yogyakarta tambah 9 EWS di 3 sungai: Code, Winongo, Gajah Wong.
- EWS otomatis akan berbunyi saat air sungai naik di atas level tertentu.
- Pemkot Yogyakarta harap EWS baru dapat minimalkan korban jiwa saat banjir.
Yogyakarta, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta menambah jumlah perangkat Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini banjir di wilayahnya.
Total sebanyak sembilan unit EWS tambahan ini telah dipasang di tiga sungai di Kota Yogya, yakni Sungai Code, Winongo, dan Gajah Wong. Masing-masing perangkat sudah diujicobakan.
1. Kota Gudeg dilengkapi 26 EWS

Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta, Nur Hidayat merinci, untuk EWS Sungai Code dipasang di Kampung Gampingan, Serangan, Suryowijayan. Sementara Sungai Winongo EWS dipasangkan di Kampung Ledok Tukangan, Jagalan Beji, dan Mulyorejo.
Adapun untuk Sungai Gajah Wong, EWS berada di Kampung Gendeng, Balirejo, Tegalgendu. "Sembilan EWS ini semuanya otomatis," kata Nur dalam keterangannya, Jumat (14/2/2025).
Dengan pemasangan sembilan EWS baru tersebut, Kota Yogyakarta mempunyai 26 EWS yang pemanfaatannya untuk meningkatkan kesiapsiagaan warga bantaran.
"Tambahan EWS ini juga sebagai komitmen kami dalam meningkatkan pelayanan kepada warga terkait peringatan dini bahaya banjir," ucap Nur.
2. Cara kerja EWS

Nur menerangkan cara kerja EWS otomatis ini, yakni dirancang akan mengeluarkan bunyi peringatan apabila air sungai mengalami kenaikan level tertentu yang terpantau dari water level.
"EWS otomatis teknisnya itu kan telemeternya ada di utara Kota Yogya, jadi ketika sebelah utara menunjukkan angka permukaan air di atas batas maksimal maka nanti dengan sendirinya mengirimkan sinyal kepada kita, kemudian kita membunyikan EWS tersebut dari ruang Pusdalops BPBD Kota Yogyakarta," jelas Nur.
Pemkot Yogyakarta berharap, penambahan sembilan unit EWS otomatis ini memberikan kesiapsiagaan dini di masyarakat, sehingga ketika terjadi bencana banjir, potensi jatuhnya korban jiwa bisa diminimalisir.
"EWS otomatis ini tentunya responnya lebih cepat jika dibandingkan EWS manual," bebernya.
3. Peringatkan warga 15 menit sebelum air meluap

Ketua Kampung Tangguh Bencana (KTB) Tegalgendu, M Istiawan, menilai pemasangan EWS baru di wilayahnya ini tak hanya bermanfaat untuk warga Kotagede semata, tapi juga bagi masyarakat yang berada di sepanjang bantaran Sungai Gajah Wong.
"Meskipun EWS ini berdiri di wilayah Kotagede. Namun manfaatnya juga dapat dirasakan seluruh warga bantaran Sungai Gajahwong. Misalnya timur sungai ini sudah masuk wilayah Kepanewon Banguntapan," bebernya.
Pihaknya meminta kepada masyarakat turut merawat perangkat EWS tersebut agar fungsinya dapat bertahan lama.
Selain itu, Istiawan mengimbau kepada masyarakat bantaran sungai agar tidak panik ketika mendengar sirine dari perangkat EWS karena perangkat tersebut berbunyi 15 menit sebelum air sungai meluap.
"Jadi waktu 15 menit ini bisa digunakan warga untuk mempersiapkan diri dan juga untuk membawa barang-barang yang benar-benar urgent," pesannya.