Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemkot Inginkan kualitas Pengamen Malioboro di Atas Rata-Rata

Ilustrasi kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta. (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Ilustrasi kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta. (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Intinya sih...
  • Pengamen Malioboro harus berkualitas di atas rata-rata
  • Musisi jalanan disebut mampu jadi daya tarik wisata
  • Dukungan Korem 072/Pamungkas untuk musisi jalanan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times – Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berkomitmen meningkatkan kualitas seni jalanan di kawasan Malioboro. Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menilai pengamen yang tampil di ikon utama kota ini harus memiliki standar berbeda dari daerah lain.

Pernyataan itu disampaikan Hasto saat menghadiri penutupan Lomba Ngamen Musisi Jalanan Piala Panglima TNI 2025 di Museum TNI AD Dharma Wiratama, Minggu (28/9/2025). Ajang ini menjadi wadah apresiasi bagi para musisi jalanan yang menunjukkan kreativitas serta kemampuan bermusik dengan cara berbeda.

1. Pengamen Malioboro harus berkualitas di atas rata-rata

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo. (dok. Pemkot Jogja)
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo. (dok. Pemkot Jogja)

Hasto menekankan pentingnya peningkatan kualitas musisi jalanan yang tampil di Malioboro. Menurutnya, kawasan tersebut harus memberikan pengalaman berkelas bagi pengunjung.

“Kalau sudah mengamen di Malioboro, kualitasnya harus di atas rata-rata. Pengamen Malioboro harus berbeda dari pengamen di tempat lain, baik dari segi kemampuan musik maupun penampilan. Mereka harus terseleksi dan terkurasi, sehingga bisa memberi hiburan sekaligus kesan positif bagi siapa saja yang berkunjung ke Malioboro,” ujar Hasto, dilansir laman resmi Pemkot Yogyakarta.

2. Musisi jalanan disebut mampu jadi daya tarik wisata

Ilustrasi musisi jalanan (dok. Kemenparekraf)
Ilustrasi musisi jalanan (dok. Kemenparekraf)

Menurut Hasto, keberadaan musisi jalanan tidak sebatas hiburan, tetapi juga bisa berperan dalam membangun citra kota dan menarik wisatawan. “Saya melihat musisi jalanan itu keren. Mereka bisa menjadi sumber inspirasi dan hiburan. Kalau diarahkan dengan baik, musisi jalanan justru bisa mengangkat citra sebuah kota. Dan untuk Malioboro, kita ingin kualitasnya benar-benar istimewa,” jelasnya.

Dengan adanya kompetisi maupun perhatian dari pemerintah, diharapkan musisi jalanan di Yogyakarta memiliki wadah untuk terus berkembang dan meningkatkan kualitas. Hasto menyampaikan keinginannya agar Malioboro tidak hanya dikenal sebagai kawasan belanja, tetapi juga sebagai pusat seni jalanan yang berkualitas. “Kami ingin Malioboro tidak hanya dikenal karena suasana belanjanya, tetapi juga karena kualitas seni jalanannya yang unik dan berbeda,” katanya.

3. Dukungan Korem 072/Pamungkas untuk musisi jalanan

Komandan Korem (Danrem) 072/Pamungkas, Brigjen TNI Bambang Sujarwo, menyampaikan lomba ngamen kali ini diikuti oleh 30 musisi jalanan dari berbagai daerah di DIY dan Jawa Tengah. Ia menambahkan, pemenang pertama akan mewakili DIY dalam kompetisi tingkat nasional. “Lomba Ngamen Musisi Jalanan Piala Panglima TNI ini digelar sekaligus untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun ke-80 Tentara Nasional Indonesia Tahun 2025,” katanya.

Bambang menegaskan pihaknya berencana memberikan pendampingan kepada para musisi jalanan agar bisa tampil di berbagai acara yang digelar Korem 072/Pamungkas. “Siapa tahu usaha kecil kami ini bisa memberikan jalan bagi teman-teman musisi jalanan ini bisa tampil lebih baik lagi,” katanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us

Latest News Jogja

See More

Pemkot Inginkan kualitas Pengamen Malioboro di Atas Rata-Rata

29 Sep 2025, 16:15 WIBNews