Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pemkab Bantul Kirim Perdana RDF ke Cilacap, Jawa Tengah

Pengiriman perdana RDF TPST Dingkikan, Argosari, Sedayu, Bantul ke PT SBI Cilacap. (IDN Times/Daruwaskita)
Intinya sih...
  • Pemerintah Kabupaten Bantul kirim perdana Refuse Derived Fuel (RDF) dari sampah plastik ke PT Solusi Bangun Indonesia.
  • RDF diharapkan menjadi alternatif pengganti batu bara yang ramah lingkungan, menyerap tenaga kerja masyarakat sekitar TPST Dingkikan.
  • Akses jalan menuju TPST Dingkikan akan diperbaiki untuk memperlancar pengiriman sampah plastik sebagai bahan utama RDF.

Bantul, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Bantul melakukan pengiriman perdana Refuse Derived Fuel (RDF) atau bahan bakar alternatif dari sampah plastik. RDF yang dihasilkan oleh TPST Dingkikan, Kalurahan Argosari, Kapanewon Sedayu ini dikirim ke PT Solusi Bangun Indonesia di Cilacap, Jawa Tengah, pada Kamis (10/10/2024).

RDF merupakan bahan bakar yang diolah dari limbah sampah plastik dan diharapkan menjadi alternatif pengganti batu bara yang lebih ramah lingkungan.

1. Pengiriman RDF ke PT SBI bukti komitmen pemerintah dalam mengatasi sampah

Pengolahan sampah di TPST Dingkikan, Argosari, Sedayu, Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Bambang Purwadi, menyatakan bahwa pengiriman Refuse Derived Fuel (RDF) ke PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) merupakan bentuk nyata dari upaya pemerintah dalam menangani masalah sampah di wilayah Bantul.

"Tapi memang ada proses atau tahapan yang tidak bisa secepat seperti harapan masyarakat. Namun penanganan sampah akan terus bergerak dan bisa memberikan dampak positif tidak saja bagi pemerintah namun juga masyarakat sekitar," katanya, Kamis (10/10/2024).

"Karena dengan launching RDF ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitar TPST Dingkikan yang artinya ada pergerakan ekonomi masyarakat," tambahnya lagi.

2. Produksi RDF tergantung jumlah sampah yang diolah

Pengolahan sampah di TPST Dingkikan, Argosari Sedayu Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)

 Bambang juga menambahkan bahwa ke depannya akses jalan menuju TPST Dingkikan akan diperbaiki agar pengiriman sampah menggunakan truk dapat berjalan lebih lancar. Saat ini, truk dari PT SBI yang mengambil RDF harus melakukan langsir karena jalan belum memadai.

"Harapannya dalam APBD tahun depan bisa dianggarkan untuk pembangunan akses jalan hingga memperlancar pengiriman RDF," tutur mantan Kepala Disdukcapil Bantul ini.

Bambang menjelaskan TPST Dingkikan sendiri memiliki kapasitas mesin yang dapat mengolah hingga 60 ton sampah per hari, terutama sampah plastik sebagai bahan utama RDF. Semakin banyak sampah plastik yang masuk, semakin tinggi pula volume produksi RDF. 

"Produksi sampah menjadi RDF sangat tergantung jumlah sampah yang dikirim. Sehingga pemilahan sampah dari rumah tangga sangat penting," imbuh dia.

Lebih jauh Bambang mengatakan saat ini baru modul satu dan modul tiga yang dioperasikan karena mesin harus ada penyesuaian namun secara hasil RDF cukup banyak.

Saat ini, TPST Dingkikan telah mengoperasikan modul satu dan modul tiga, meskipun masih dalam tahap penyesuaian mesin. Namun, menurutnya hasil RDF sudah cukup banyak.

"Sejauh ini ada tiga tempat pengolahan sampah yang sudah beroperasi yakni di TPST Dingkikan, ITF Niten dan ITF Tamanan dan menyusul TPST Modalan," tandas Bambang.

3. Sampah masih bisa dijadikan barang yang bernilai ekonomis

ilustrasi sampah (pexels.com/marta ortigosa)

Pjs. Bupati Bantul, Adi Bayu Kristanto, berharap agar pengiriman perdana RDF ke PT SBI dapat memicu optimisme Pemerintah Kabupaten Bantul dalam mengelola sampah secara menyeluruh.

"Sampah yang menghasilkan RDF ini membuktikan sampah bisa dijadikan barang yang memiliki nilai ekonomi. Harapannya masyarakat Bantul dapat berperan aktif dalam pengelolaan sampah," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hironymus Daruwaskita
Paulus Risang
Hironymus Daruwaskita
EditorHironymus Daruwaskita
Follow Us