Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
instagram.com/dinishafa

Ini nanti ada gambar calegnya gak? atau tulisan nama saja? pertanyaan itu dilontarkan oleh seorang perempuan paruh baya di sebuah TPS di daerah Sleman, DI Yogyakarta. Pertanyaan itu langsung dijawab oleh orang yang duduk di sebelahnya. 

"Mboten wonten gambare bu, hanya tulisan kemawon (tidak ada gambarnya ibu, hanya tulisan saja),"terang seorang perempuan muda yang duduk di sebelahnya. 

Perempuan paruh baya yang bernama Hartati, kemudian mengeluarkan sebuah kertas dari dalam tas kecil berwarna cokelat muda. Selembar kertas itu ternyata berisi contekan siapa saja yang akan dia pilih. 

"Saya sudah bawa ini, siapa tahu lupa pas mau nyoblos,"ujarnya setengah berbisik kepada perempuan di sebelahnya. 

Saat ditanya mengapa harus membawa contekan nama caleg, perempuan berusia 70 tahun itu menjawab dirinya kebingungan karena harus menghapal banyak nama dan nomer caleg.

"Katanya gak ada foto, padahal saya lihat di baliho atau spanduk fotonya yang besar. Hapalnya cuma foto, jadi kalau gak ada (foto) takut salah pilih."terang Hartati. 

1. Datang ke TPS, pemilih belum mengerti bentuk surat suara

instagram.com/desaincetakhemat

Hal yang sama disampaikan oleh Wibowo. Pegawai bank swasta di Sleman, DI Yogyakarta ini mengaku gugup saat hendak melalukan hak pilihnya. 

" Kertas pilihannya kan banyak, agak deg-degan juga karena takut salah pilih," ujarnya kepada IDN Times, Rabu (17/4).

Laki-laki berusia 45 tahun itu mengaku hingga saat pemilihan desa tempat tinggalnya belum pernah ada sosialisasi dari pihak penyelenggara pemilu.

"Belum pernah ada itu (sosialisasi) makanya saya tadi takut salah juga."

Di dalam bilik, Wibowo mengaku memerlukan waktu yang cukup lama, sekitar 10 menit untuk mencari caleg pilihannya. Tulisan nama yang berjajar panjang di surat suara, membuatnya meneliti ulang. 

2. Kurang sosialisasi

Editorial Team

Tonton lebih seru di