Meriahkan HUT Pemkot Yogyakarta, Ribuan ASN Napak Tilas Balai Kota

Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta memiliki cara unik untuk mengenalkan kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN)-nya tentang sejarah Balai Kota sebagai pusat pemerintahan. Ribuan ASN Pemkot Yogyakarta berjalan menuju tempat-tempat yang pernah menjadi bagian sejarah perjalanan Pemkot Yogyakarta.
Acara napak tilas merupakan rangkaian kegiatan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Pemkot Yogyakarta. Perjalanan dimulai dari Sasono Hinggil Kompleks Alun-alun Selatan sebagai pusat pemerintahan pertama Pemkot Yogyakarta tahun 1947-1952.
Hari menyatakan jalan santai napak tilas untuk memasuki lorong waktu kembali ke masa lalu dengan mengunjungi tempat yang pernah menjadi Kantor Pemkot Yogyakarta. “Kita napak tilas dari awal mula Pemkot Yogyakarta yaitu di Sasono Hinggil,” ujar Hari.
1. Menggunakan kebaya dan jarik

Napak tilas rute mengenakan berbagai kostum tempo dulu, menggunakan busana Gagrak Ngayogyakarta, berpakaian lurik, serta pakaian pejuang kemerdekaan. Hari mengungkapkan pemilihan kostum tempoe doeloe lantaran pada waktu itu para abdi negara belum memiliki seragam khusus.
"Jadi pada saat bertempat di sini (Sasono Hinggil) para abdi negara ini belum memiliki seragam yang resmi. Pakaiannya masih bebas (dengan) pakaian Jawa. Di Ndalem Poenkawan sudah mulai periode pertengahan mulai ada seragam. Di Pakualaman (seragam ASN) sudah mulai modern sampai Balai Kota,” terangnya.
2. Rombongan napak tilas susuri lokasi penting

Selain Sasono Hinggil, Ndalem Poenakawan juga merupakan rumah kedua yang menjadi kantor Pemkot Yogyakarta pada tahun 1952-1956. Dilanjutkan Ndalem Kepatihan Pakualaman menggunakan berbagai seragam ASN dan kostum. Mulai dari seragam ASN warna keki, seragam Korpri dengan membawa map hingga pakaian dinas lapangan. Selain itu juga membawa pernak pernik HUT ke-77 Pemkot Yogyakarta diiringi tabuhan drum band maupun alat musik tabuh, angklung dan lainnya. Antusiasme juga ditunjukan dengan teriakan yel-yel tiap rombongan.
3. Kenang semangat para ASN

Salah satu peserta Agung Nugroho, perwakilan dari Kemantren Wirobrajan memakai kostum pejuang kemerdekaan. Ia memilih kostum tersebut karena ingin mengenang semangat ASN dalam melayani masyarakat.
Abu Aniin pegawai Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta itu menyebut kegiatan napak tis menambah wawasan dirinya terkait sejarah perjalanan Pemkot Yogyakarta. “Ini menggambarkan bagaimana kostum-kostum dari para pegawai Pemkot Yogyakarta pada tahun 80-an. Sangat meriah, seru banget,” ucapnya.