Mensos: Jalur Lahar Dingin Marapi akan Dianalisis untuk Mitigasi
- Bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi di Sumatera Barat menelan puluhan korban jiwa.
- Menteri Sosial Tri Rismaharini akan menganalisis jalur lahar dingin untuk mitigasi bencana, mirip dengan yang dilakukan di Gunung Merapi.
- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 37 orang tewas dan 35 jenazah berhasil diidentifikasi setelah banjir lahar dingin di Sumatra Barat.
Sleman, IDN Times - Bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi di Sumatera Barat yang terjadi Sabtu (11/5/2024) menelan korban jiwa puluhan orang. Menteri Sosial, Tri Rismaharini menyebut pemerintah akan mencoba menganalisis jalur lahar dingin.
"Sebetulnya Gunung Marapi ini sudah beberapa kali, dan juga ada korban, karena itu kami akan coba kita analisa mana jalur lahar-lahar dingin," ujar Risma ditemui usai acara di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BPPPKS) Yogyakarta, Senin (13/5/2024).
1. Analisis jalur berbahaya untuk mitigasi

Risma mengungkapkan analisis jalur lahar dingin untuk melihat jalur-jalur mana yang berbahaya, untuk bisa dilakukan mitigasi. Ia mencontohkan analisis jalur tersebut telah dilakukan di Gunung Merapi.
"Gunung Merapi ini gunung berapi di Jogja ini, jalur-jalurnya sudah bisa terdeteksi dan sudah bisa dipelajari. Nah itu kalau bisa digunakan di Marapi supaya untuk menghindari korban yang lebih banyak lagi, karena setiap kali ada erupsi lahar dingin atau lahar panas itu selalu ada korban," kata Risma.
2. Risma akan mengecek lokasi bencana

Risma mengungkapkan staf dari Kementerian Sosial (Kemensos) sudah mengecek korban lahar dingin Marapi. Risma sendiri menyebut dirinya akan turun ke lokasi pada Rabu (15/5/2024).
"Sekarang lagi proses pencarian korban, yang lain sudah ditemukan. InsyaAllah nanti Rabu malam, berangkat ke sana," ungkap Risma.
3. Puluhan korban meninggal

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Minggu, 12 Mei 2024 pukul 21.00 WIB ada 37 orang tewas akibat banjir lahar dingin di Sumatra Barat. Banjir itu terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi di wilayah hulu Gunung Marapi.
Sebanyak 35 jenazah berhasil diidentifikasi dengan rincian di Kabupaten Agam 19 orang, Kabupaten Tanah Datar 9 orang, Kabupaten Padang Panjang 2 orang, Kabupaten Padang Pariaman 7 orang. Dua jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi.
"Adapun perubahan jumlah korban disebabkan dinamika laporan dari masyarakat yang kemudian disesuaikan dengan catatan korban ditemukan dan yang masih dalam pencarian oleh Basarnas dan TNI-POLRI," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya, dikutip Senin (13/5/2024).