Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Massa Penolak Revisi UU TNI di Depan Gedung Agung Bubarkan Diri

Massa Aliansi Jogja Memanggil menggelar aksi menolak revisi UU TNI hingga malam hari. (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Massa Aliansi Jogja Memanggil menggelar aksi menolak revisi UU TNI hingga malam hari. (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Intinya sih...
  • Massa Aliansi Jogja Memanggil membubarkan diri setelah aksi menolak revisi UU TNI di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta.
  • Peserta aksi menyuarakan penolakan terhadap revisi UU TNI dan menyoroti tindakan aparat terhadap massa penolak revisi tersebut.
  • Massa juga menyoroti dugaan aksi teror terhadap jurnalis Tempo setelah disahkannya revisi UU TNI.

Yogyakarta, IDN Times - Massa Aliansi Jogja Memanggil membubarkan diri setelah menggelar aksi menolak pengesahan revisi UU TNI di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta alias Gedung Agung, Kamis (27/3/2025) malam.

Massa yang berjumlah ratusan orang mayoritas mengenakan busana gelap itu mengakhiri aksi bertajuk 'Negara Sedang Gawat, Bangun Solidaritas Rakyat' sekitar pukul 21.05 WIB. Aksi itu sendiri dimulai sejak sore hari ini.

1. Yel-yel sebelum bubar

Aliansi Jogja Memanggil gelar aksi tolak revisi UU TNI di depan Gedung Agung, Yogyakarta. (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Aliansi Jogja Memanggil gelar aksi tolak revisi UU TNI di depan Gedung Agung, Yogyakarta. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Sebelum bubar, peserta aksi silih berganti berorasi dan menampilkan musikalisasi.

"Angkatan bersenjata Republik Indonesia tidak berguna, bubarkan saja, diganti Menwa," pekik massa aksi menyanyikan lagu kritik yang populer saat masa reformasi.

2. Pernyataan sikap, soroti dwifungsi TNI dan represifitas aparat

Aliansi Jogja Memanggil gelar aksi tolak revisi UU TNI di depan Gedung Agung, Yogyakarta. (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Aliansi Jogja Memanggil gelar aksi tolak revisi UU TNI di depan Gedung Agung, Yogyakarta. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Selanjutnya, para peserta aksi membacakan pernyataan sikap. Antara lain perihal revisi UU TNI sebagai produk hukum yang kembali semangat dwifungsi ABRI/TNI dan seharusnya dikubur dalam-dalam dengan lengsernya Soeharto pada 1998.

Dengan adanya revisi UU TNI, militer bisa duduk di jabatan sipil dan berkuasa atas rakyat. Keleluasaan tentara dapat mengulangi kejahatan masa lalu.

Melalui pernyataan sikapnya, aliansi turut menyoroti tindakan aparat kepada massa penolak revisi UU TNI dalam beberapa waktu terakhir di berbagai daerah yang dianggap represif.

Selain aksi kekerasan di atas, aliansi turut menyoroti dugaan aksi teror berupa paket berisi potongan kepala babi terhadap jurnalis Majalah Tempo satu hari sebelum disahkannya revisi UU TNI.

Tak cuma paket potongan kepala babi, jurnalis Tempo juga mendapatkan paket berisi enam bangkai tikus dengan kepala terpotong setelah disahkannya revisi UU TNI.

"Pengiriman tersebut diduga kuat untuk menebar teror atas kerja-kerja jurnalistik yang independen dari kekuasaan dan sedang membuat liputan intensif udang di balik batu Revisi UU TNI," bunyi pernyataan sikap itu.

Sementara, respons Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi atas peristiwa ini yang dianggap aliansi cenderung abai dan menyepelekan.

"Dari serangkaian kekerasan dan teror yang dilakukan pemerintah terhadap rakyat, kami menyerukan negara sedang gawat, bangun solidaritas rakyat!" tutup pernyataan sikap itu.

Massa juga memastikan bahwa perjuangan mereka belum berakhir dan bakal ada aksi-aksi lainnya.

3. Letusan kembang api di ujung aksi

Aliansi Jogja Memanggil gelar aksi tolak revisi UU TNI di depan Gedung Agung, Yogyakarta. (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Aliansi Jogja Memanggil gelar aksi tolak revisi UU TNI di depan Gedung Agung, Yogyakarta. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Usai membacakan pernyataan sikap, massa membereskan sejumlah spanduk kritik yang sebelumnya terpasang di depan Gedung Agung.

"Cabut revisi UU TNI, tolak revisi UU TNI," seru peserta aksi sebelum bubar.

Massa secara kondusif kemudian membubarkan diri. Beberapa menit berselang, letusan kembang api muncul beberapa kali dari arah kerumunan. Namun, belum bisa dipastikan siapa yang menyulutnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tunggul Kumoro Damarjati
EditorTunggul Kumoro Damarjati
Follow Us