Long Weekend Paskah Jadi Oase di Tengah Situasi Mencekik Hotel DIY

- Momen long weekend Paskah 2025 memberikan berkah bagi hotel-hotel di DIY
- Okupansi hotel rata-rata mencapai 55 persen dengan potensi peningkatan
- Situasi perhotelan sulit akibat PHK karyawan, larangan study tour, dan maraknya homestay
Yogyakarta, IDN Times - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY menyebut momen long weekend Paskah 2025 menghadirkan berkah di tengah situasi sulit yang kini mereka hadapi.
Ketua PHRI DIY, Deddy Pranawa Eryana tak membantah jika momen libur Paskah telah memberikan dampak yang cukup signifikan bagi okupansi hotel-hotel di wilayahnya.
1. Ada potensi kenaikan reservasi
Deddy bilang, tingkat reservasi hotel se-DIY pada 18-19 April 2025 rata-rata mencapai 55 persen dan itu pun masih ada potensi peningkatan lagi di hari-hari berikutnya.
"Alhamdulillah, dua hari itu insyaallah berkah bagi kita," kata Deddy, Kamis (17/4/2025).
2. PHK masih bisa dihindari

Situasi ini bak oase di tengah kondisi bisnis perhotelan yang bahkan sampai dihantui pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. Ini adalah imbas berkurangnya pemasukan karena kebijakan efisiensi pemerintah sampai larangan study tour sekolah sejumlah daerah.
Belum lagi soal homestay dan maraknya operasional kost harian, membuat banyak wisatawan beralih ke sana sehingga kian menggerus okupansi perhotelan.
"Yang murah bagi tamu karena (kost harian dan homestay) tidak kena pajak (akomodasi) dan tidak punya izin-izin," ungkap Deddy.
Pemda melalui dinas pariwisata, klaim Deddy, juga belum sampai turun tangan membantu perhotelan menggaet lebih banyak pengunjung lewat program-program tertentu.
Tapi, kata Deddy, PHK itu sampai hari ini juga belum dialami hotel-hotel di DIY. Mereka masih bisa bertahan dengan segala upayanya.
"PHK masih bisa dihindari," kata Deddy.
3. Promosi mandiri hotel-hotel DIY

Salah satu upaya PHRI adalah dengan promosi mandiri melalui Table Top PHRI Guyub Sesarengan. Kegiatan ini merupakan ajang promosi pariwisata DIY. Umumnya, acara ini diramaikan oleh stakeholder dari seluruh kabupaten/kota di DIY.
PHRI menyadari kemandirian dibutuhkan di saat mereka tak terlalu bisa mengandalkan pemerintah yang sedang mengencangkan ikat pinggang.
"Tetap lakukan promosi mandiri yang namanya Table Top Guyub Sesarengan dalam waktu dekat ini," pungkasnya.