Larangan Study Tour Biang Kerok Kunjungan Turis ke Bantul Turun

- Kunjungan wisatawan selama Januari-Juni 2025 turun dibanding tahun sebelumnya
- Larangan study tour pelajar dari tiga daerah besar menjadi penyebab utama penurunan kunjungan
- Perolehan PAD sektor pariwisata tahun 2025 baru mencapai 28,9% dari target Rp49 miliar
Bantul, IDN Times - Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul mencatat kunjungan wisatawan selama Januari hingga Juni 2025 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Salah satu penyebab turunnya angka kunjungan adalah larangan study tour pelajar yang diberlakukan oleh Pemprov Jawa Barat, Daerah Khusus Jakarta, dan Pemprov Banten—tiga daerah yang selama ini menjadi penyumbang wisatawan cukup besar di Bumi Projotamansari.
1. Kunjungan wisatawan selama 6 bulan di tahun 2025 turun dibandingkan periode sama di tahun 2024

Adyatama Kepariwisataan dan Ekraf Ahli Muda Dispar Bantul, Markus Purnomo Adi, mengungkapkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan selama Januari hingga Juni 2025 tercatat sebanyak 981.236 orang. Dari jumlah tersebut, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diperoleh mencapai Rp14,2 miliar. Sedangkan pada periode yang sama tahun 2024, kunjungan wisatawan mencapai 1.260.079 orang dengan PAD sebesar Rp14,5 miliar.
"Jadi baik jumlah wisatawan maupun perolehan PAD tahun 2025 jauh menurun dengan tahun 2024 dalam periode yang sama," ungkapnya, Selasa (1/7/2025).
2. Akui larangan study tour pelajar jadi penyebab turunnya kunjungan wisatawan ke Bantul

Terkait penurunan ini, pria yang akrab disapa Ipung ini memastikan bahwa larangan study tour pelajar yang diberlakukan oleh Pemprov Jawa Barat, Daerah Khusus Jakarta, dan Banten turut memberi pengaruh signifikan terhadap turunnya kunjungan wisatawan ke Bantul. Sebab, rombongan pelajar dari tiga wilayah tersebut selama ini menjadi salah satu penyumbang terbesar jumlah kunjungan wisatawan, selain dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Rombongan study tour pelajar dari Jabar, DKJ dan Banten itu masuk dalam rangking lima jumlah wisatawan terbanyak berkunjung ke Bantul," ujarnya .
Sebagai gambaran, pada bulan Juni 2025 yang bertepatan dengan libur panjang sekolah, tercatat sebanyak 177.901 wisatawan berkunjung ke Bantul. Sementara pada periode yang sama tahun 2024, jumlah kunjungan mencapai 221.517 wisatawan.
"Ada penurunan sekitar 43 ribu wisatawan pada bulan Juni tahun 2025 dibanding bulan Juni 2024 yang berbarengan dengan libur panjang sekolah," imbuh Ipung.
3. Pesimis target PAD sektor pariwisata tahun 2025 tercapai

Lebih lanjut, Ipung menyebut bahwa perolehan PAD sektor pariwisata selama enam bulan pertama tahun 2025 baru mencapai Rp14,2 miliar, atau sekitar 28,9 persen dari total target sebesar Rp49 miliar. Ia pesimistis target tersebut bisa tercapai, mengingat capaian tahun lalu pun belum memenuhi target meski tanpa adanya larangan study tour.
"Tahun 2024 yang lalu tidak ada larangan study tour saja tidak tercapai targetnya. Apalagi pada tahun 2025 ada larangan study tour pelajar dari tiga provinsi.
Bagaimana bisa tercapai target PAD tahun 2025 ini. Setengah tahun saja baru 28,9 persen realisasi PAD dari target Rp49 miliar," tandasnya lagi.