Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kronologi Video Viral Layanan Buruk versi Pihak Puskesmas Dlingo 1 Bantul

ilustrasi Tik Tok (unsplash.com/Solen Feyissa)
ilustrasi TikTok (unsplash.com/Solen Feyissa)
Intinya sih...
  • Ada kesalahpahaman antara petugas kebersihan dan pasien
  • Pasien marah karena merasa tidak dilayani di IGD
  • Puskesmas melakukan evaluasi internal terkait kejadian tersebut
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bantul, IDN Times - Puskesmas Dlingo 1, Kabupaten Bantul, angkat bicara terkait video viral yang diunggah oleh akun TikTok Pak'e Reynand. Dalam video tersebut, Puskesmas Dlingo dinarasikan tidak memperbolehkan orang “kecil” atau warga kurang mampu untuk berobat.

Kepala Puskesmas Dlingo 1, Nur Faizin, menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada Senin (27/10/2025). Saat itu, pasien datang ketika ruang IGD sedang dibersihkan, sehingga di dalam ruangan hanya ada petugas kebersihan.

“Nah, ada pasien datang, kemudian petugas kebersihan keluar dari ruang IGD dan menanyakan kepada pasien tersebut apa yang dibutuhkan,” jelasnya, Rabu (29/10/2025).

‎1. Terjadi kesalahpahaman antara petugas kebersihan dengan pasien‎

Ilustrasi IGD. (IDN Times/Besse Fadhilah)
Ilustrasi IGD. (IDN Times/Besse Fadhilah)

Petugas kebersihan tersebut, kata Nur Faizin, sempat menjelaskan kepada pasien bahwa ruang IGD bisa digunakan untuk kondisi darurat. Namun, jika tidak dalam keadaan gawat darurat, pasien diminta untuk mengambil antrean terlebih dahulu, sebagaimana kebiasaan warga yang datang pagi hari ke Puskesmas Dlingo 1.

“Rupanya bapak atau pasien yang datang masih bisa berjalan sendiri, hanya mengeluhkan sakit kepala. Jadi ada kesalahpahaman antara petugas kebersihan dengan pasien, di mana pasien merasa kondisinya gawat darurat,” jelasnya.

Ia menegaskan, puskesmas tetap memberikan pelayanan 24 jam, termasuk bagi pasien yang tidak dalam kondisi darurat. “Pasien datang tetap kami layani, minimal untuk pengobatan satu hari dan bisa berkunjung lagi pada pelayanan reguler,” tambahnya.

Kesalahpahaman komunikasi di awal, lanjutnya, menjadi penyebab munculnya persoalan tersebut. “Petugas kebersihan sebenarnya sudah berupaya membantu dengan menanyakan keperluan pasien. Saat pasien meminta pelayanan IGD, petugas itu memanggil tenaga medis. Namun kemungkinan pasien tidak sabar menunggu dan merasa ditolak, lalu memilih berobat ke fasilitas kesehatan lain,” tuturnya.

‎2. Pasien marah lagi karena IGD memberikan layanan kepada pasien lain

ilustrasi puskesmas (IDN Times/Ervan Masbanjar)
ilustrasi puskesmas (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Setelah mendapat pelayanan di fasilitas kesehatan lain, pasien tersebut kembali ke Puskesmas Dlingo 1 untuk meminta nomor Kepala Puskesmas guna menyampaikan keluhan. Namun, saat tiba di IGD, petugas sedang melayani pasien lain.

“Pasien itu kemudian marah lagi, merasa dibedakan karena sebelumnya tidak dilayani, sedangkan saat kembali melihat pasien lain sedang dilayani. Jadi seperti itu kronologinya, hanya terjadi kesalahpahaman saja,” jelas Nur Faizin, Rabu (29/10/2025).

Ia memastikan bahwa layanan IGD di Puskesmas Dlingo 1 tetap beroperasi selama 24 jam, sementara pelayanan reguler seperti rawat jalan atau poliklinik berlangsung mulai pukul 08.30 hingga 14.30 WIB. “Kebiasaan warga di sini, pagi datang untuk mengambil antrean, lalu pulang dan kembali lagi saat layanan reguler dibuka,” terangnya.

Dari data yang ada, pasien tersebut merupakan peserta BPJS dengan faskes pertama di Puskesmas Dlingo 1, namun diketahui jarang berobat di sana. “Biasanya dia datang hanya untuk mengantar keluarganya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Nur Faizin menegaskan bahwa video viral soal layanan puskesmas tersebut berawal dari kesalahpahaman. “Petugas kebersihan hanya menanyakan apakah pasien ingin perawatan di IGD atau layanan reguler. Kalau reguler kan harus ambil nomor dulu. Mungkin di situ letak kesalahpahamannya, kenapa pasien merasa tidak dilayani di IGD,” tandasnya.

3. Puskesmas lakukan evaluasi secara internal

Ilustrasi Puskesmas (IDN Times/Wira Sanjiwani)
Ilustrasi Puskesmas (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Nur menambahkan, pihaknya telah melakukan evaluasi internal terkait kejadian tersebut. Evaluasi semacam ini, kata dia, sebenarnya rutin dilakukan untuk menilai kepuasan pasien, bahkan ketika tidak ada insiden. Ia juga mengingatkan seluruh pegawai agar memahami bahwa pelayanan kesehatan berbeda dengan layanan publik lainnya karena menyangkut kondisi psikologis pasien.

“Pasien yang datang itu merasa sakit dan ingin segera dilayani. Jadi tenaga kesehatan harus lebih sabar dan berhati-hati dalam menghadapi pasien. Harus dipahami bahwa yang kita layani adalah orang yang sedang berjuang untuk sembuh,” ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us

Latest News Jogja

See More

Melbi hingga Jenny Bakal Ramaikan Saemen Fest 2025, Catat Tanggalnya!

29 Okt 2025, 19:11 WIBNews