Kasus DBD di DIY Meningkat, Pemda Gandeng Warga dan Swasta

- Kasus DBD di DIY mengalami kenaikan, dari 1.067 kasus pada 2024 menjadi 1.135 kasus hingga Maret 2025
- Pemerintah DIY melakukan penguatan jumantik dengan melibatkan ratusan kader dari berbagai daerah untuk pemberantasan sarang nyamuk
- Program 'Bebas Nyamuk, Keluarga Sehat dan Bebas DBD' di DIY melibatkan kolaborasi antarsektor pemerintahan dan swasta serta dilakukan dengan pembudayaan GERMAS
Yogyakarta, IDN Times - Tren kasus demam berdarah dengue (DBD) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) cenderung mengalami kenaikan. Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Daerah (Pemda) DIY untuk menekan angka DBD.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY pada tahun 2024 kasus DBD di DIY ada 1.067 kasus. “Data sampai Maret 2025 ini ada 1.135 kasus,” ujar Kepala Dinkes DIY, Pembajun Setyaningastutie, saat Launching Bebas Nyamuk Keluarga Sehat dan Bebas DBD, di Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Senin (19/5/2025).
1.Tingkatkan kapasitas jumantik

Pembajun melanjutkan penyakit DBD ini dapat dicegah dengan peningkatan daya tahan tubuh, pemberantasan sarang nyamuk, dan melindungi tubuh dari gigitan nyamuk. Ia menyebut untuk pemberantasan sarang nyamuk ini dilakukan bersama para kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik).
Pada kesempatan ini ratusan Jumantik juga diberi pelatihan. Mereka adalah kader dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Sleman. “Akan melibatkan 27 kelurahan. Program penguatan ini juga bermanfaat untuk mencegah penyakit lain yang ditularkan vector nyamuk," imbuhnya.
2.Pendekatan berbasis komunitas

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengatakan Program ‘Bebas Nyamuk, Keluarga Sehat dan Bebas DBD’ membawa semangat kolaboratif. Tidak hanya antarsektor pemerintahan dan swasta.
“Jelas, kita membutuhkan Integrated Vector Management, yaitu kombinasi metode tradisional dan inovatif, disesuaikan dengan konteks lokal. Contoh implementasinya, pendekatan berbasis komunitas dan pengelolaan sumber larva harus disesuaikan dengan tantangan geografis dan budaya setempat,” ungkap Sri Sultan.
Implementasi di DIY, upaya pencegahan penyakit dilakukan dengan pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), menciptakan lingkungan yang sehat, serta mengedukasi dan meningkatkan literasi kesehatan masyarakat.
3.Berbagai upaya dilakukan

Adapun, terkhusus upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), telah dilaksanakan oleh masyarakat dengan penguatan kader Jumantik, Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik; dan melalui Gerakan 3M Plus: Menguras, Menutup dan Mendaur ulang barang bekas, serta melindungi tubuh dari gigitan nyamuk, dengan penggunaan lotion anti nyamuk. Upaya PHBS, PSN dan Gerakan 3M Plus ini diharapkan tidak hanya mengatasi masalah DBD, tetapi juga Chikungunya, Filariasis/penyakit kaki gajah dan juga penyakit Malaria.
“Selanjutnya, atas terselenggaranya CSR ini, saya mewakili pemerintah dan masyarakat DIY, mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Enesis Group, yang telah turut mendukung program kesehatan dan pemberdayaan masyarakat kalurahan, khususnya Kader Jumantik, dan hibah alat oksigen konsentrator ke beberapa kalurahan di DIY,” ucap Sri Sultan.
CEO Enesis Group, Aryo Widiwardhono mengatakan bentuk kegiatan yang dilakukan pihaknya bersama pemerintah yaitu pemberian informasi tentang gerakan 3M Plus. Masyarakat juga akan diberikan produk pencegahan gigitan nyamuk.