Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pilkada serentak. (IDN Times/Mardya Shakti)

Intinya sih...

  • Para calon Pilkada sering membuat janji populis untuk menggaet suara masyarakat, tanpa realisasi yang jelas.
  • Janji lapangan kerja dan kesejahteraan seringkali tidak seimbang dengan kemampuan para politisi ketika memerintah.
  • Kondisi global seperti pandemi Covid-19 dan perang Ukraina-Rusia turut mempengaruhi realisasi janji politik calon kepala daerah.

Yogyakarta, IDN Times – Pengamat Politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Nyarwi Ahmad menilai sangat jarang para calon yang berkontestasi di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) menyampaikan visi misi atau janji politiknya yang sifatnya realistis. Mereka lebih banyak membuat janji populis yang sulit diwujudkan, hanya untuk menggaet suara masyarakat.
 
“Alih-alih realistis, mayoritas janji atau visi misi yang disampaikan cenderung populis. Itu juga kita melihatnya di masa awal Jokowi (Pilpres), Nawacita, mandiri pangan, mandiri energi, dan seterusnya. Logikanya kan gak ada lagi Impor, nyatanya impor masih, jadi opsi di tengah berbagai perhitungan efisiensi, dan lain-lain,” ucap Nyarwi kepdada IDN Times, Sabtu (7/9/2024).

Editorial Team

Tonton lebih seru di