Guru Besar Farmasi UGM Pelaku Kekerasan Seksual Masih Terima Gaji

- Edy Meiyanto masih terima gaji meski dipecat dari UGM
- Statusnya sebagai ASN dan guru besar membuatnya tetap menerima gaji
- UGM belum pastikan rekomendasi pemecatan Edy kepada Kemendikti Saintek
Sleman, IDN Times - Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Edy Meiyanto dipastikan masih menerima gaji meski sudah dipecat dari jabatan dosen usai dinyatakan terbukti melakukan kekerasan seksual kepada mahasiswanya.
Sekretaris UGM Andi Sandi menjelaskan, hal ini lantaran status Edy masih sebagai aparatur sipil negara (ASN) dan guru besar.
1. Menanti keputusan hasil pemeriksaan disiplin kepegawaian

Andi Sandi menjelaskan status ASN Edy ditentukan dari hasil pemeriksaan pelanggaran disiplin kepegawaian yang dilakukan oleh tim UGM. Ia mengatakan pemeriksaan itu akan segera digulirkan.
"Dia masih dapat (gaji), saya (besarannya) tidak tahu detailnya," kata Andi Sandi ditemui di Gedung Pusat UGM, Selasa (15/4/2025).
2. UGM bisa digugat balik bila salah langkah

UGM, kata Andi Sandi, bisa digugat balik apabila tidak memberikan hak dan kewajiban kepada seseorang tanpa keputusan atau hasil pemeriksaan pelanggaran disiplin kepegawaian yang berkekuatan hukum tetap.
"Tanpa ada putusan atau yang final kemudian terus kita menghapuskan hak dan kewajiban seseorang, dia bisa menggugat kami," ucap Andi Sandi.
3. Kemungkinan rekomendasi pemecatan Edy

Andi menambahkan sampai saat ini UGM belum bisa memastikan apakah akan merekomendasikan pemecatan Edy dari ASN dan guru besar kepada Kemendikti Saintek melalui pemeriksaan pelanggaran disiplin kepegawaian nanti.
"Kami belum sampai ke situ karena kami harus memeriksa kembali. Karena didelegasikan oleh menteri (Dikti Saintek) kepada kami untuk pembentukan tim pemeriksa dan juga melakukan pemeriksaan. Kesimpulan akan kami sampaikan kepada menteri," bebernya.
Wakil Rektor Pendidikan dan Pengajaran UGM Wening Udasmoro di satu sisi menjamin bahwa proses pemeriksaan pelanggaran disiplin kepegawaian ini tak akan memakan banyak waktu.
"Waktunya saya nggak tahu tapi kita coba speed (mempercepat). Supaya segera terselesaikan," ujar Wening.