Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Open Universities 5 (OU5). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Yogyakarta, IDN Times - Pembelajaran secara daring semakin diminati, selepas pandemi COVID-19. Fenomena yang muncul dulu yang banyak memanfaatkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah generasi tua, saat ini banyak dipilih oleh generasi muda.

"Dalam hal jumlah mahasiswa, setelah pandemi COVID-19 di tahun 2020, mahasiswa kami meningkat secara signifikan. Sebelum COVID-19, mahasiswa kami ada kurang lebih 200 ribuan orang, tapi kemudian setelah pandemi melanda, mahasiswa bertambah jadi 551 ribu orang," ungkap Rektor Universitas Terbuka (UT), Prof. Ojat Darojat, di sela agenda Open Universities 5 (OU5) di Hyatt Regency, Kamis (25/4/2024).

1. Generasi muda minati pembelajaran jarak jauh

Rektor Universitas Terbuka (UT), Prof. Ojat Darojat. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Prof Ojat menyebut dulu mahasiswa UT lebih banyak diisi oleh orang dengan usia 40–50 tahun ke atas. Saat ini mahasiswa UT banyak diisi generasi muda mulai dari milenial hingga Gen Z, dari 18–35 tahun.

Disebutnya jumlah mahasiswa yang ada cukup fantastis. Ia berharap jumlah mahasiswa terus bertambah, termasuk dari kalangan muda. "Persepsi masyarakat tentang UT, pembelajaran jarak jauh semakin bagus. Itu diikuti dengan peningkatan jumlah mahasiswa yang signifikan," ujar Prof. Ojat.

Disebutnya tidak hanya mahasiswa yang belajar dari UT dengan pembelajaran daring. Ia juga menyebut beberapa kampus konvensional mengirimkan anggotanya untuk materi secara daring dari UT. "Misalnya pedagogi daring, dan lain-lain. Itu mereka menawarkan pembelajaran jarak jauh bagi mahasiswa," kata Ojat.

2. Fenomena minat pembelajaran daring di luar Indonesia

Editorial Team

Tonton lebih seru di