Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Fakta Rekonstruksi Pria di Bantul Bunuh-Simpan Jasad Pacar hingga Jadi Kerangka

Rekontruksi bunur pacar hingga simpan jenazah hingga menjadi tulang belulang.(Dok.Polres Bantul)
Intinya sih...
  • Rekonstruksi kasus pembunuhan dilakukan dengan 52 adegan, mulai dari cekcok hingga penyimpanan jasad korban
  • Rekonstruksi dilakukan di Mapolres Bantul untuk menjaga kondusivitas dan keamanan, serta disaksikan langsung oleh keluarga korban
  • Tersangka nekat membunuh pacarnya karena sering mengalami kekerasan fisik, mencakik leher korban setelah dipukul menggunakan sapu

Bantul, IDN Times - Polres Bantul menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan yang dilakukan seorang pria terhadap pacarnya, hingga jasad korban disimpan sampai menjadi kerangka. Peristiwa tragis ini menewaskan EDP (23), wanita asal Sumberadi, Mlati, Sleman.

Dalam reka ulang tersebut, polisi menghadirkan penyidik dari Kejaksaan Negeri Bantul, sejumlah saksi, serta tersangka MRR (24), warga Kretek, Bantul.

1. Sebanyak 52 adegan diperagakan tersangka

Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry.(IDN Times/Daruwaskita))
Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry. (IDN Times/Daruwaskita)

Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, mengatakan rekonstruksi dilakukan untuk melengkapi berkas perkara kasus pembunuhan yang terjadi di sebuah indekos wilayah Sabdodadi, Bantul, pada 24 September 2024.

"Dari rencana 41 adegan, berkembang menjadi 52 adegan dalam reka ulang ini," kata Jeffry dalam keterangannya, Selasa (24/6/2025).

Dalam rekonstruksi, tersangka dan saksi memperagakan adegan sejak MRR pulang kerja. Saat itu, korban sedang menggoreng bakso di dapur, sementara tersangka mencuci piring. Cekcok pun terjadi antara keduanya.

"Pada adegan ke-7, tersangka mencekik leher korban menggunakan kedua tangannya," terangnya.

Saat dicekik, korban sempat meminta maaf dengan gestur menyatukan kedua tangannya, dan berusaha melawan dengan mencakar leher tersangka. Namun, tubuh korban melemah dan terjatuh ke lantai, sementara tersangka masih mencekiknya.

“Untuk memastikan korban sudah tidak bernyawa, tersangka lalu mengecek napas dari hidung dan nadi di pergelangan tangan korban,” ujar Jeffry.

Setelah memastikan korban meninggal, tersangka menyeret tubuh korban ke kamar gudang. Rekonstruksi diakhiri dengan adegan MRR mengendarai motor membawa dua trash bag—satu berisi tulang belulang yang telah dicuci dan satu lagi berisi pakaian, rambut, selimut, serta jas hujan—ke rumahnya di Kretek.

Trash bag berisi tulang diletakkan di dalam kamar, sementara satu lagi diletakkan di pekarangan selatan rumah.

“Tersangka lalu membakar trash bag berisi pakaian, rambut, selimut, dan jas hujan yang terkena cairan mayat korban,” jelasnya.

2. Alasan rekonstruksi dilakukan di Mapolres Bantul

Rekontruksi bunur pacar hingga simpan jenazah hingga menjadi tulang belulang.(Dok.Polres Bantul)

Rekonstruksi yang digelar di Mapolres Bantul ini turut disaksikan langsung oleh keluarga korban. Pihak kepolisian sengaja memilih lokasi berbeda dari tempat kejadian perkara (TKP) demi menjaga situasi tetap kondusif.

"Kami memang memilih lokasi yang berbeda, dengan alasan keamanan dan menjaga kondusivitas,” katanya.

3. Kronologi pembunuhan pacar hingga simpan jenazah menjadi kerangka

Rekontruksi bunur pacar hingga simpan jenazah hingga menjadi tulang belulang.(Dok.Polres Bantul)

Seperti diberitakan sebelumnya, tersangka kasus pembunuhan yang menyimpan jasad pacarnya hingga menjadi kerangka, MRR (24), mengaku nekat melakukan aksi keji tersebut karena kerap mengalami kekerasan fisik dari sang pacar.

MRR, warga Kretek, Bantul, mengaku telah mengenal korban EDP (23) sejak 2019. Keduanya kemudian menjalin hubungan asmara.

"Selama lima tahun menjalani hubungan itu awalnya memang seperti hubungan biasa, pacaran biasa. Tetapi semakin lama mungkin temperamen dan emosionalnya korban semakin terlihat dan saya memang mendapatkan beberapa kali kekerasan fisik," kata MRR saat dihadirkan dalam jumpa pers di Lobby Polres Bantul, Selasa (25/3/2025).

Puncaknya terjadi pada 24 September 2024 sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu, MRR mengaku tidak bisa lagi menahan emosi setelah dipukul menggunakan sapu sebanyak lima kali. Ia pun mencekik korban di kontrakan mereka di Manding, Sabdodadi, Bantul.

"Karena mungkin emosi saya masih meluap-luap sehingga saya tidak bisa berpikir dengan jernih, yang ada hanya melampiaskan emosi saya tapi malah sampai seperti itu," ujarnya.

Meski begitu, MRR mengaku masih memiliki perasaan terhadap korban saat peristiwa itu terjadi. Namun, ia merasa tak sanggup lagi menghadapi perilaku korban.

"Kalau misal ditanya masih sayang atau tidak ya memang waktu itu saya masih sayang. Akan tetapi mungkin tidak kuat di bagian temperamen korban itu," ucapnya.

Ketika ditanya mengapa tidak memilih mengakhiri hubungan, MRR mengaku sudah beberapa kali mencoba kabur dari korban. Selama lima tahun berpacaran, mereka tinggal bersama dan sempat beberapa kali berpindah tempat.

"Saya sebenarnya sudah beberapa kali kabur, kan selama lima tahun itu kita juga tinggal bersamalah istilahnya," katanya.

Namun, korban selalu berhasil menemukan keberadaannya, meskipun MRR sempat kabur cukup jauh.

"Selama tinggal bersama saya sudah beberapa kali kabur, tetapi memang bisa ditemukan lagi sama korban, pasti ditemukan. Seberapa jauh saya kabur pasti ditemukan," ucapnya.

"Dengan cara hal tersebut saya juga menghindari supaya hal-hal seperti ini tidak terjadi. Tapi sudah terlanjur puncak emosi saya waktu itu dan memang sudah terjadi," lanjutnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us