Bantul, IDN Times – Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul membantah jika acara Car Free Day (CFD) yang berlangsung setiap minggu pagi merugikan juru parkir di kawasan Pasar Bantul.
Kepala Dishub Bantul, Aris Suhariyanta mengatakan warga di sekitar pasar justru diuntungkan karena banyak peserta CFD yang memarkir kendaraannya di kantong-kantong parkir dadakan yang diadakan secara swadaya oleh masyarakat.
Aris mengatakan di sekitar pasar tradisional Bantul Kota, ada sekitar 40 juru parkir yang telah bermitra dengan dishub. Menurutnya, mereka tak merugi dengan adanya CFD bahkan mereka diuntungkan.
"Tidak ada yang dirugikan dengan adanya CFD. Bahkan, mereka untung karena dapat titipan parkir sepeda motor bukan hanya dari konsumen ataupun pedagang pasar namun juga dari peserta CFD," katanya kepada IDN Times, Kamis (12/9).
Menurut Aris, 40 lebih juru parkir tersebut tidak semuanya berjaga di sekitar panggung utama CFD namun tersebar di sisi utara, selatan dan barat pasar. Jika pun ada juru parkir yang terdampak CFD, mereka adalah juru parkir yang ada di sekitar panggung utama CFD. Namun mereka pun membuka jasa parkir mulai pukul 06.00 WIB bersamaan dengan kios-kios yang ada di sekitar panggung utama buka.
"Jika pun ada, dampaknya negatifnya sedikit dan dampak positifnya lebih banyak. Namun, meski ada dampak sedikit, tentunya Dishub akan memberikan solusi," ujarnya.
Lebih lanjut, Aris mengatakan Dishub Bantul sendiri akan melaksanakan CFD pada Minggu (15/9) yang akan datang. Pihaknya akan melibatkan seluruh petugas parkir yang menjadi mitra Dishub untuk terlibat dalam kepanitiaan dalam rangka peringatan Hari Perhubungan ke-48.
"Pasti pesertanya akan ribuan dan puluhan tukang parkir akan kita jadikan panitia dengan sejumlah fasilitas yang diberikan mulai seragam hingga uang saku sesuai aturan yang ada. Jadi kalau Dishub mengadakan CFD pasti tukang parkir itu senang tidak rugi," ungkapnya.
Mardiyo Sutomo, Kepala Dusun Kurahan yang membawahi wilayah pasar tradisional Bantul Kota, mengatakan keberadaan CFD menguntungkan bagi warganya karena mereka bisa mendapatkan tambahan rezeki dari parkir CFD.
"Lumayan, dalam hitungan beberapa jam saja ratusan ribu setiap minggu diperoleh dari jasa parkir," ungkapnya.
Menurutnya, juru parkir di pasar tradisional Bantul yang kebanyakan warga Dusun Kurahan juga tidak pernah mengeluh dengan adanya CFD.
"Kalau ada keluhan pasti mengadu kepada saya karena saya yang dituakan di Dusun Kurahan dan sering berkomunikasi dengan Dishub namun kenyataannya tidak ada," tukasnya.
Kholit, salah satu pengelola kantong parkir di pasar tradisional Bantul mengusulkan penutupan jalan bukan di simpang empat Gose melainkan di simpang empat Pegadaian. Hal ini agar akses menuju CFD di depan pasar lebih mudah.
"Peserta CFD, pedagang dan konsumen diarahkan ke pasar melalui Paseban, sedangkan pengguna jalan lainnya yang tidak ke CFD atau pasar bisa diarahkan ke barat atau ke timur sehingga tidak ada jalan yang ruwet," ucapnya.
Kholit mengaku dirinya dan juru parkir lainnya sangat diuntungkan setiap CFD berlangsung karena penghasilan minimal Rp200 ribu bisa dibawa pulang setiap petugas parkir.
"Yang justru saya tidak suka adalah pembangunan panggung utama di pasar yang tingginya berlebihan sehingga tidak efektif sebagai panggung CFD dan justru membahayakan jika digunakan untuk panggung utama," tuturnya.