Kabid Pengelolaan Persampahan DLH Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko. (Dok. Istimewa)
Haryoko mengajak masyarakat untuk memilah sampah agar sampah tidak terkena air hujan yang dapat mengakibatkan beban sampah yang dibuang ke TPA Piyungan semakin berat.
"Saat terkena air hujan, jumlah atau bobot sampah mengalami peningkatan. Karena kondisi sampah yang basah. Hal ini menambah beban kami saat dibawa ke TPA Piyungan yang saat ini semakin dibatasi," ucap Haryoko.
Tambahnya, saat ini Kota Yogyakarta dalam membuang sampah di TPA Piyungan sangat dibatasi tidak lagi 165 ton per harinya tetapi 145 ton per harinya. "Jumlah maksimal beban sampah yang dibuang ke TPA Piyungan akan terus berkurang. Kami juga berusaha untuk semua sampah tidak kehujanan baik di depo maupun di penampungan sampah. Oleh karenanya, kami mengajak masyarakat untuk tetap memilah sampah dan tidak membiarkan sampah dalam keadaan basah," ujarnya.
Selain itu, Haryoko juga mengungkapkan, dalam upaya antisipasi adanya lindi pada sampah di depo, telah diupayakan dengan penyemprotan eco enzim untuk mengurangi bau yang diakibatkan dari sampah.