Jadi 'Tambang Emas', Lahan Pasir Tak Boleh Diperjualbelikan

Petani harus menjaga lahan pasir sebaik mungkin

Bantul, IDN Times - ‎Para petani penggarap lahan pasir di kawasan Pantai Samas, Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul, sedang panen raya cabai merah besar di lahan pasir dengan harga lumayan tinggi. 

Lurah Srigading, Prawaba Suganda, pun meminta para petani untuk menjaga baik-baik lahan pasir yang merupakan Sultan Ground dan menghasilkan keuntungan bagi mereka.

1. Kalurahan Srigading menjadi penjaga tanah Sultan Ground di wilayahnya‎

Jadi 'Tambang Emas', Lahan Pasir Tak Boleh DiperjualbelikanLurah Srigading, Kapanewon Sanden, Bantul, Prawaba Suganda(kiri).(IDN Times/Daruwaskita)

Prawaba kembali mengingatkan kepada petani, bahwa lahan yang mereka garap merupakan lahan milik Keraton Yogyakarta atau Sultan Ground. Sudah sepantasnya para petani di lahan pasir untuk berterima kasih kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X selaku Raja Keraton Yogyakarta.

"Ucapan terima kasih bisa dengan berbagai bentuk. Salah satunya tetap menjaga lahan pasir ini untuk dimanfaatkan di bidang pertanian serta tidak memperjualbelikan lahan pasir yang digarap kepada orang lain," ujarnya, Senin (10/10/2022).

Pria yang disapa akrab Bowo ini mengatakan ada konsekuensi hukum bagi mereka yang memperjualbelikan lahan pasir Sultan Ground ini. Sebab, sudah ada UU Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang mengatur tentang tanah milik Keraton Yogyakarta.

"Hati-hati, jangan memperjualbelikan tanah milik Sultan Ground karena bisa berhadapan dengan hukum. Saya (Lurah Srigading) sebagai pihak yang diberi amanah untuk menjaga tanah Sultan Ground tidak ingin ada warga saya yang berurusan dengan hukum," ungkapnya.

2. Lahan pasir sangat cocok untuk tanaman komoditas holtikultura‎

Jadi 'Tambang Emas', Lahan Pasir Tak Boleh DiperjualbelikanTanaman cabai di lahan pasir di Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Bowo menjelaskan lahan Sultan Grond khususnya lahan pasir yang masuk wilayah Kalurahan Srigading mencapai sekitar 60 hektare. Sekitar 15 hektare lahan pasir berada di sisi selatan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) dan sisanya ada di sisi utara.

"Meski lahan pasir namun justru sangat bagus untuk pengembangan pertanian holtikultura. Dari mulai tanaman jagung, kacang tanah, bawang merah hingga cabai yang saat ini sedang panen raya," ucapnya.

Sistem pertanian tumpang sari antara bawang merah dan cabai dinilai cukup berhasil. Setelah tanaman bawang merah selesai dipanen dengan harga yang juga lumayan bagus, selang beberapa bulan petani panen cabai yang bersamaan dengan musim penghujan datang. Oleh karenanya, komoditas cabai ini harga di pasaran lumayan tinggi.

"Ketika lahan pertanian sawah banyak yang terendam air sehingga menyebabkan tanaman cabai mati. Namun di lahan pasir tanaman cabai tetap bisa bertahan dan harga cabai di pasaran juga tinggi," tandasnya.

Baca Juga: Petani Lahan Pasir Bantul Was-Was jika Harga BBM Dinaikkan 

3. Petani harus berinovasi dan tidak malu belajar dari petani lahan pasir lainnya

Jadi 'Tambang Emas', Lahan Pasir Tak Boleh DiperjualbelikanPanen cabai di lahan pasir. (IDN Times/Daruwaskita)

Lebih jauh Prabawa mengatakan petani diminta untuk terus melakukan inovasi-inovasi serta belajar dari petani lahan pasir di Kulon Progo yang terlebih dahulu memanfaatkan lahan pasir untuk tanaman pertanian yang cukup menguntungkan.

"Ndak perlu takut atau malu untuk belajar dengan petani lahan pasir di Kulon Progo agar produktivitas komoditas pertanian tinggi dan harganya juga menguntungkan bagi petani," tandasnya.

4. Lanal Yogyakarta siap menjaga tanah Sultan Ground dan mewujudkan ketahanan pangan‎

Jadi 'Tambang Emas', Lahan Pasir Tak Boleh DiperjualbelikanDanlanal Yogyakarta, Kolonel Laut (KH/W) Damayanti.(IDN Times/Daruwaskita)

Sementara itu, Danlanal Yogyakarta, Kolonel Laut (KH/W) Damayanti, mengatakan siap bekerja sama dengan Pemerintah Kalurahan Srigading untuk menjaga aset milik Keraton Yogyakarta yang saat digarap atau diolah menjadi lahan pertanian.

"Kami juga siap berkolaborasi dengan kelompok tani lahan pasir untuk mengembangkan tanaman pertanian untuk mendukung program ketahanan pangan dari pemerintah pusat. TNI AL juga memiliki tugas untuk turut mensukseskan program ketahanan pangan seperti instruksi dari Kepala Staf Angkatan Laut," ucapnya.

Lanal Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo juga telah mengembangkan tanaman singkong di lahan pasir sebagai sumber pangan alternatif dan hasilnya cukup bagus. Sementara di Pantai Samas, Lanal Yogyakarta mencoba mengembangkan tanaman sorgum sebagai tanaman pangan yang bisa menggantikan gandum yang selama ini masih impor.

"Kami juga ingin berkolaborasi dengan petani untuk menanam bawang merah, jagung, kacang tanah bahkan cabai yang saat ini harga jualnya cukup tinggi bersamaan dengan adanya anomali cuaca di wilayah Yogyakarta," tandasnya.‎

Baca Juga: Lanal Yogyakarta Ajak Warga Pantai Samas Tanam Sorgum

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya