Abrasi Parah Sebabkan Penahan Laju Tsunami di Pantai Bantul Hilang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bantul, IDN Times - Abrasi parah yang terjadi di pantai Bantul, sebabkan sepanjang pantai selatan Bantul gundul.
Pohon cemara udang dan pohon oandan yang berada di bibir pantai lenyap akibat karena diterjang gelombang laut.
1. Butuh peremajaan di pantai selatan Bantul
Kepala Pelaksna BPBD Bantul, Dwi Daryanto mengatakan perlunya penanaman kembali sebagai ganti hilangnya pohon cemara udang yang berada di bibir pantai.
"Gempa dan tsunami tidak ada tahu kapan terjadi, namun potensi itu ada dan nyata. Penghijauan di sepanjang pantai selatan Bantul mendesak dilakukan untuk menghambat laju gelombang tsunami," ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul, Dwi Daryanto kepada IDN Times, Selasa (6/8).
Baca Juga: Ombudsman Terima Surat Kaleng Dugaan Jual Beli Jabatan Pemkab Bantul
2. Dalam kurun waktu 10 tahun abrasi telah merusak sabuk hijau pantai selatan
Dwi Daryanto menjelaskan dalam kurun waktu 10 tahun, abrasi cukup parah melanda kawasan selatan pantai Bantul.
Contohnya, abrasi yang terjadi di Pantai Kuwaru. Pantai yang dulu dikenal rindang, saat ini pohon cemara udang nyaris habis di terjang gelombang. Bibir pantai juga semakin mendekati area rumah makan.
"Dalam kurun beberapa tahun sekali, jika terjadi abrasi maka Pantai Kuwaru paling parah dilanda. Pohon cemara udang juga habis diterjang gelombang pasang," katanya.
Tak hanya Pantai Kuwaru, sebagian besar sabuk hijau sebagai penghambat tsunami di sepanjang pantai selatan Bantul juga terus tergerus abrasi. Hal ini ditambah pembangunan tambak udang yang menghabiskan pepohonan.
Untuk itu penanaman kembali pohon di sepanjang bibir pantai selatan Laut Jawa ini harus segera dilakukan.
3. Pemberitaan tentang tsunami, tumbuhkan kesadaran masyarakat menjaga lingkungan pantai
Rujito, penyelamat tukik di Pantai Samas pun angkat bicara. Abrasi yang telah menghancurkan penghalang tsunami saat ini mulai berkurang.
Rujito mengaku saat ini gerakan mahasiswa dan LSM untuk menanam pohon mulai dilakukan. Hal ini dilakukan saat marak pemberitaan tentang potensi tsunami serta ancaman plastik bagi ekosistem laut.
"Ya saya kira kesadaran masyarakat untuk mengurangi resiko bencana alam dan menjaga ekosistem laut semakin tumbuh," ungkapnya.
Baca Juga: Pasca Gempa Banten, Kunjungan Wisatawan ke Pantai di Bantul Menurun