BMKG Jogja Sebut Cuaca Ekstrem hingga 23 Desember, Ini Imbauan BPBD

Intinya sih...
- BMKG Yogyakarta memperingatkan cuaca ekstrem di DIY mulai 16-23 Desember 2024
- BPBD Kabupaten Sleman imbau masyarakat waspada terhadap potensi banjir, angin kencang, dan tanah longsor
- Warga di lereng Gunung Merapi diminta waspada terhadap potensi banjir lahar dingin akibat hujan deras
Sleman, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyebut cuaca ekstrem berpotensi terjadi di DIY mulai 16 hingga 23 Desember 2024.
Berkaitan dengan peringatan itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana akibat cuaca ekstrem.
"Cuaca ekstrem ini berpotensi menimbulkan beberapa bencana, seperti banjir, angin kencang dan tanah longsor, sehingga masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan, dikutip Antara, Rabu (18/12/2024).
Makwan menjelaskan untuk masyarakat di wilayah lereng Gunung Merapi, cuaca ekstrem berupa hujan deras, yang perlu diwaspadai adalah potensi terjadinya banjir lahar dingin di aliran sungai berhulu Gunung Merapi. "Saat ini Gunung Merapi masih terus aktif mengeluarkan awan panas, dampak dari awan panas tersebut, yakni terjadinya timbunan abu di permukaan material vulkanis di puncak Merapi," jelas Makwan.
1. Banjir bisa bawa material vulkanis
Menurut Makwan, abu vulkanis di permukaan material pasir dan batu ini, apabila diguyur hujan menyebabkan terjadinya aliran banjir lahar. Banjir itu akan membawa material vulkanis di aliran sungai-sungai berhulu Gunung Merapi.
"Kalau hanya material vulkanis, bila diguyur hujan tidak akan menyebabkan banjir. Tetapi, kalau ada abu vulkanis di permukaan material, akan menjadi 'pelicin' atau pendorong terjadinya banjir lahar hujan," katanya.
2. Penambang pasir dan sopir truk diminta waspada
Makwan mengatakan jika terjadi banjir lahar, warga yang beraktivitas di aliran sungai berhulu Gunung Merapi, seperti penambang pasir, truk angkutan pasir maupun alat-alat operasional untuk penambangan sangat rawan terdampak.
"Untuk itu, akan lebih baik jika masyarakat yang beraktivitas di sungai berhulu Merapi menghentikan aktivitasnya jika di puncak Gunung Merapi terjadi hujan deras, sebagai langkah antisipasi jika terjadi banjir lahar hujan," jelasnya.
3. Dam di lereng Merapi tidak penuh material
Banjir lahar hujan di aliran sungai berhulu Gunung Merapi, kata Makwan, tidak berpotensi berdampak di pemukiman masyarakat. Pasalnya, saat ini kondisi palung atau cekungan sungai tersebut masih kosong, serta sejumlah dam di sepanjang aliran sungai juga tidak penuh material.
"Namun, yang perlu diwaspadai adalah sejumlah dam di aliran sungai berhulu Gunung Merapi juga difungsikan sebagai jembatan, sehingga jika terjadi banjir masyarakat jangan melintasinya, karena akan sangat berbahaya," ucap Makwan.