Kemiskinan Kulon Progo Tertinggi di Jogja, Bupati Beberkan Penyebabnya
Sutedjo ngaku prihatin belum mampu turunkan angka kemiskinan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kulon Progo, IDN Times - Bupati Kulon Progo Sutedjo mengaku prihatin selama lima tahun menjadi bupati, belum berhasil menurunkan angka kemiskinan. Padahal masa jabatannya akan selesai pada 22 Mei 2022.
Sutedjo memaparkan berbagai program di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sudah mengupayakan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan warganya.
"Segala cara sudah kami lakukan, termasuk bedah rumah warga miskin. Gerakan bedah rumah warga miskin, seharusnya sudah mengurangi lima dari 14 indikator kriteria keluarga miskin. Belum termasuk bantuan sosial dan program pemberdayaan masyarakat," katanya, Kamis (7/4/2022).
Baca Juga: Resep Geblek Camilan Khas Kulon Progo, Enaknya Mirip Cireng
1. Ini yang menyebabkan angka kemiskinan di Kulon Progo tinggi
Sutedjo mengungkapkan masih memiliki beban terkait rendahnya anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dibandingkan empat kabupaten/kota di DIY lainnya. Saat ini, APBD Kulon Progo masih di bawah Rp1,5 triliun.
Hal ini disebabkan belum optimalnya dana transfer dari Pemerintah Pusat, misalnya dana alokasi umum (DAU) yang perhitungannya berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayah. Saat ini, jumlah penduduk di Kulon Progo relatif rendah.
Selain itu, pendapatan asli daerah (PAD) juga paling rendah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal ini dikarenakan sumber pendapatan juga minim, baik pajak perhotelan, parkir, retribusi pariwisata hingga pertambangan.
"Kami masih berharap dengan optimalnya jumlah penumpang di Bandara Internasional Yogyakarta dapat mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD). Namun, sampai saat ini masih ada pembatasan penumpang selama dua tahun terakhir, sehingga juga berdampak pada PAD," katanya dikutip Antara.
Baca Juga: Penumpang di Bandara YIA saat Lebaran Diprediksi 12 Ribu per Hari