Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Aliran Sungai Code di Bantul Kotor Karena Banyak Sampah

Aliran sungai Code kotor akibat sampah.(IDN Times/Daruwaskita)

Bantul, IDN Times - ‎Tindakan membuang sampah ke sungai telah mengakibatkan sejumlah aliran sungai di Kabupaten Bantul tercemari oleh sampah yang dihasilkan masyarakat.

Sungai Code, yang mengalir di sisi selatan Ring Road Selatan Bantul, termasuk yang kondisinya kotor karena banyak sampah. Di belakang warung sate kambing Edi Wojo, Kalurahan Tamanan, Kapanewon Banguntapan, terlihat banyak tumpukan sampah yang tersangkut di aliran sungai.

1. Sampah di Sungai Code semakin banyak usai penutupan TPA Piyungan

Aliran sungai Code kotor akibat sampah.(IDN Times/Daruwaskita)

Nanang (34), seorang warga Kalurahan Tamanan, menceritakan bahwa banyaknya sampah di sungai Code sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Terutama sejak darurat sampah di Yogyakarta akibat penutupan sementara Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan.

"Ketika TPA Piyungan tutup sementara banyak sampah di sungai. Ya sekitar tiga bulan yang lalu," ucapnya, Jumat (13/10/2023).

2. Belum sempat menimbulkan bau

Aliran sungai Code kotor akibat sampah.(IDN Times/Daruwaskita)

Meskipun belum ada keluhan terkait bau busuk, keberadaan sampah ini telah mengganggu estetika sungai dan membuatnya terlihat kotor.

"Kalau bau tidak, tapi sungai terlihat kotor," terangnya.

Sampah yang mengendap di sungai Code diduga berasal bukan hanya dari warga Bantul, tetapi juga banyak yang dibuang oleh penduduk Kota Yogyakarta. Pasalnya, warga Bantul masih memiliki opsi lain untuk membuang sampah.

"Ya kemungkinan sampah ini dari warga di Kota Jogja karena lahan sempit dan tak punya lahan untuk membuang sampah," ungkapnya.

3. Masyarakat diminta tak buang sampah di sungai

Kepala DLH Bantul, Ari Budi Nugraha.(Daruwaskita)

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Ari Budi Nugroho, mengaku kesulitan dalam membersihkan sampah dari sungai. Dia berharap masyarakat tidak lagi membuang sampah ke sungai.

"Ini kan dampak dari pembatasan pembuangan sampah ke TPA Piyungan sehingga memicu munculnya sampah di sungai," ujarnya.

Ari juga menyampaikan bahwa pihaknya secara aktif melakukan sosialisasi agar masyarakat tidak membuang sampah ke sungai. Sebab, sampah non-organik masih dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi, sementara sampah organik dapat diolah menjadi kompos.

"Jadi kami mohon jangan buang sampah di sungai. Kami berharap masyarakat secara bersama-sama menangani masalah sampah," ungkapnya.‎

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us