600 Ratus Siswa Gunungkidul Diduga Keracunan MBG, Pemkab Tanggung Pengobatan

- Belum ditetapkan keracunan MBG sebagai kejadian luar biasa
- Puluhan siswa yang keracunan MBG sudah tertangani
- Ini angkah BGN atas kejadian keracunan MBG di Saptosari
Gunungkidul, IDN Times - Pemkab Gunungkidul akan menanggung seluruh biaya pengobatan bagi siswa yang diduga mengalami keracunan usai santap MBG di Kapanewon Saptosari. Orangtua dhimbau tidak takut membawa anaknya yang bergejala keracunan ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan medis.
"Kami akan berupaya agar seluruh biaya berobat bagi siswa yang keracunan baik di puskesmas maupun rumah sakit gratis. Kita ada anggaran penanggulangan kedaruratan seperti ini Rp100 juta jika anak-anak masuk rumah sakit karena ini (MBG), bisa dicover anggaran," kata Bupati Gunungkidul, Endah Subekti, Rabu (29/19/2025).
1. Belum tetapkan keracunan MBG sebagai kejadian luar biasa

Endah menambahkan belum memberlakukan kejadian luar biasa (KLB) dalam peristiwa yang menyebabkan 600 lebih siswa dan guru di SMK N 1 Saptosari dan SMP N 1 Saptosari mengalami mual hingga diare. "Saya rasa belum, pasien sudah dirawat di rumah beberapa masih ada yang opname masih menunggu apakah ada yang menyusul," kata dia.
Endah mengatakan dari laporan Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul reaksi yang dirasakan anak-anak tidak bersamaan, tergantung daya tahan tubuh anak.
"Ada yang daya tubuhnya baik sehingga belum muntah mual, ada yang buruk habis makan sorenya sudah muntah dan mual. Masih menunggu," tuturnya.
2. Puluhan siswa yang keracunan MBG sudah tertangani

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, menjelaskan sebagian besar siswa sudah mendapatkan penanganan di fasilitas kesehatan. "Yang ke RSUD Saptosari ada 18 dan di Puskesmas ada 34 sudah tertangani semua. Masih dalam pantauan tim gerak cepat," katanya.
3. Ini angkah BGN atas kejadian keracunan MBG di Saptosari

Koordinator Regional MBG DIY, Gagat Widyatmoko mengatakan, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kejadian di Saptosari, BGN segera mengambil langkah cepat dan terukur.
Koordinator Regional MBG DIY menyebutkan bahwa BGN melalukan empat tindakan, yaitu:
1. Melakukan koordinasi langsung dengan Puskesmas, RSUD, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul untuk menelusuri penyebab kejadian.
2. Mengirimkan tim monitoring untuk mendampingi investigasi di lapangan.
3. Melakukan pendampingan komunikasi dengan pihak sekolah dan orang tua siswa agar informasi tersampaikan secara akurat.
4. Memberhentikan sementara operasional SPPG Planjan-Saptosari, guna kepentingan investigasi dan evaluasi menyeluruh terhadap proses pengolahan serta distribusi makanan.
Keputusan penghentian sementara operasional ini dilakukan sebagai langkah kehati-hatian serta bentuk komitmen BGN untuk menjamin keamanan pangan.
"Satuan Pelayanan dan Pemenuhan Gizi (SPPG) Planjan, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul dihentikan sementara operasionalnya," terang Gagat.
Lebih lanjut Gagat menambahkan, hasil pemeriksaan laboratorium dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul masih dalam proses, akan diumumkan setelah seluruh tahapan investigasi selesai
BGN menekankan setiap langkah yang diambil selalu berlandaskan pada prinsip keselamatan peserta didik sebagai prioritas utama.
















