Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kasus Influenza Melonjak Ini Saran Guru Besar UGM untuk Pencegahan

Ilustrasi anak sakit influenza
Ilustrasi anak sakit influenza (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Virus influenza berpotensi berevolusi dengan cepat, menurunkan efektivitas kekebalan populasi.
  • Pemerintah perlu meningkatkan kewaspadaan akan penularan influenza melalui surveilans epidemiologi dan vaksinasi.
  • Vaksin influenza diperbarui setiap musim untuk mencegah penyebaran virus, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan orang dengan penyakit komorbid.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sleman, IDN Times - Kasus influenza mengalami lonjakan dalam satu bulan terakhir. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI per 9 Oktober 2025, perbandingan pasien positif influenza pada minggu ke-40 meningkat pada angka 55 persen.

Guru Besar Mikrobiologi Klinik UGM, Prof. dr. Tri Wibawa menyatakan, mobilitas masyarakat yang kembali tinggi pascapandemi COVID-19 dan dampak perubahan musim dapat memengaruhi pola penyebaran penyakit yang menjadi faktor yang meningkatkan risiko penularan influenza.

1. Virus berpotensi berevolusi

Tri menjelaskan virus influenza patut untuk diwaspadai karena virus ini memiliki potensi untuk berevolusi yang sangat dinamis dan memiliki kemampuan bermutasi, melakukan rekombinasi, dan percampuran genetik antar varian dengan cepat.

Hal tersebut menyebabkan munculnya varian baru, dengan konsekuensi menurunkan efektivitas kekebalan populasi, baik yang berasal dari vaksin maupun infeksi alami sebelumnya. “Penurunan efektivitas kekebalan ini terjadi melalui mekanisme yang dikenal dengan antigenic drift dan antigenic shift,” jelasnya, Senin (27/10/2025).

2. Pemerintah diminta tingkatkan kewaspadaan

ilustrasi influenza (pixabay.com/4330009)
ilustrasi influenza (pixabay.com/4330009)

Tri menambahkan pemerintah perlu meningkatkan kewaspadaan akan penularan, baik melalui penguatan surveilans epidemiologi, peningkatan cakupan vaksinasi influenza bagi kelompok rentan, maupun edukasi masyarakat terkait perilaku hidup bersih dan sehat.

Sementara respons kekebalan tubuh manusia setiap orang berbeda yang bekerja berdasarkan pengenalan terhadap komponen dari virus yang pernah masuk ke dalam tubuh. Namun virus influenza yang datang belakangan ini, kata Tri, adalah virus varian yang berbeda dari sebelumnya, maka ada potensi kekebalan tubuh tidak lagi mengenalinya, sehingga kekebalan tubuh terlambat untuk merespon dan tidak dapat melindungi lagi.

“Adapun efek perlindungan ini berupa terhindar dari penyakit, atau jika ada gejala tidak terlalu berat,” ujarnya.

3. Vaksin influenza bisa untuk pencegahan

Menurut Tri, upaya pencegahan penyebaran influenza bisa dengan mendorong program vaksin influenza yang harus diperbarui setiap musim berdasarkan hasil pemantauan global terhadap strain virus yang beredar. Selain itu, masyarakat yang rentan berisiko dapat terhindar dan memiliki kesadaran terhadap virus influenza, khususnya lansia dan orang yang memiliki penyakit komorbid.

“Edukasi dan sosialisasi masyarakat melalui berbagai media untuk menghindari berita hoaks, peningkatan akses vaksin terutama bagi kelompok rentan, mendorong partisipasi masyarakat pada vaksinasi melalui tokoh masyarakat, peningkatan sistem pelaporan penyakit influenza, dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat,” terangnya.

Selain menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, untuk menghindari virus influenza, Tri menyarankan hindari kontak erat dengan orang yang menunjukkan gejala sakit flu, selalu menggunakan masker jika merasa sakit, agar tidak menular dan menerapkan etika batuk dan bersin yang baik.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us

Latest News Jogja

See More

Kasus Influenza Melonjak Ini Saran Guru Besar UGM untuk Pencegahan

28 Okt 2025, 06:26 WIBNews