168 Siswa SMAN 1 Jetis Bantul Diduga Keracunan Usai Santap MBG

- Dinkes Bantul membenarkan adanya siswa yang keracunan MBG
- Petugas dari Dinkes dan puskesmas turun untuk melakukan pendataan jumlah siswa yang diduga keracunan
- Pihak Dinkes akan mendatangi dapur SPPG penyalur MBG guna mengambil sampel makanan untuk dikirim ke laboratorium
Bantul, IDN Times - Sebanyak 168 siswa SMA N 1 Jetis, Kabupaten Bantul, diduga mengalami keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang didistribusikan oleh salah satu dapur SPPG di Kalurahan Sumberagung, Kapanewon Jetis, pada Jumat (31/10/2025) siang.
Informasi yang diterima IDN Times menyebutkan, para siswa mulai merasakan gejala seperti sakit perut dan diare sejak Jumat malam hingga Sabtu (1/11/2025) dini hari. Dugaan sementara, keracunan disebabkan oleh lauk rendang ayam yang dikonsumsi. Meski demikian, para siswa memilih berobat secara mandiri dan tidak sampai mendapatkan perawatan di puskesmas maupun rumah sakit.
1. Dinkes Bantul benarkan adanya informasi siswa keracunan MBG

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Agus Tri Widiyantara, membenarkan adanya laporan sejumlah siswa yang diduga mengalami keracunan setelah menyantap menu MBG dengan gejala awal berupa sakit perut dan diare.
"Saya dapat informasi seperti itu," katanya, Minggu (2/11/2025).
2. Turunkan petugas untuk melakukan pendataan di lapangan

Agus menjelaskan, pihaknya belum dapat memastikan kronologi maupun jumlah pasti siswa yang diduga keracunan di SMAN 1 Jetis.
"Kita baru menurunkan petugas dari Dinkes Bantul dan puskesmas untuk melakukan pendataan jumlah yang diduga mengalami keracunan makanan," tuturnya.
3. Kecil kemungkinannya SPPG penyalur MBG kantongi SLHS

Lebih lanjut, Agus menyebut pihaknya akan mendatangi dapur SPPG yang menyalurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) guna mengambil sampel makanan, jika masih tersedia, untuk dikirim ke laboratorium. Langkah ini dilakukan agar penyebab pasti dugaan keracunan bisa diketahui.
"Kita juga akan melihat kondisi SPPP serta kelengkapannya seperti SLHS, namun untuk SLHS kemungkinan tidak memiliki," tandasnya.
















