Kasus Dukun Pengganda Uang, Gus Yahya: Masyarakat Belum Terdidik

Minta pelaku perdukunan dihukum

Sleman, IDN Times - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, mengatakan kemunculan kasus dukun pengganda uang yang disertai pembunuhan berseri di Banjarnegara, Jawa Tengah, merupakan indikasi masyarakat belum terdidik secara baik.

"Ya harus didik, itu namanya masyarakat tidak terdidik. Namanya masyarakat, kalau masih percaya begitu-begitu ya berarti memang belum terdidik, harus dididik," kata Gus Yahya di UIN Sunan Kalijaga, Sleman, Senin (4/4/2023).

1. Akar rumput dibentengi

Kasus Dukun Pengganda Uang, Gus Yahya: Masyarakat Belum TerdidikIlustrasi uang (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Gus Yahya menilai, persoalan macam ini bermunculan dikarenakan kurangnya penguatan pendidikan di level akar rumput. Dia menekankan pentingnya hal itu guna mengantisipasi masyarakat terkelabui modus-modus sejenis.

"Kita punya masalah penguatan pendidikan, masyarakat akar rumput ini supaya tidak mudah (tergiur)," tegas dia.

2. Minta pelaku dihukum

Kasus Dukun Pengganda Uang, Gus Yahya: Masyarakat Belum TerdidikKetua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf. (Dok. PBNU)

Di satu sisi, Gus Yahya meminta aparat menindak tegas para pelaku praktik perdukunan yang menjerumuskan masyarakat.

"Dukunnya dihukum sesuai hukum yang ada," tutupnya.

Baca Juga: Korban Pembunuhan Dukun Penggandaan Uang di Banjarnegara Kirim Pesan ke Anak Sebelum Tewas

3. Dukun pengganda uang pembunuh berseri

Kasus Dukun Pengganda Uang, Gus Yahya: Masyarakat Belum TerdidikTim BPBD, Polres Banjarnegara dan DVI menggali sekaligus mengidentifikasi identitas para korban pembunuhan berencana di Banjarnegara. (IDN Times/Dok Humas Polda Jateng)

Sebelumnya diberitakan, seorang dukun pengganda uang di Banjarnegara bernama Slamet (45) diringkus kepolisian karena diduga melakukan pembunuhan. Slamet ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan berencana yang mengakibatkan 10 orang meninggal dunia. 

Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto, mengatakan Slamet nekat melakukan aksi pembunuhan sejak 2020 silam. Ketika diinterogasi penyidiknya, pelaku mengaku membunuh korbannya karena kesal sering ditagih usai menjanjikan mampu melipatgandakan uang milik korban.

Bahkan, Slamet terang-terangan mengakui cara membunuh korban dengan memasukkan potas ke dalam minuman yang diberikan kepada korban.

Ketika dilakukan evakuasi terhadap jenazah para korban, ia menemukan kondisi di dalam lubang sudah berupa tengkorak dan tulang belulang. Lokasi penemuan jenazah korbannya berada di jalan setapak Hutan Turut, Desa Balun.

Dari pengakuan Slamet ada 10 korban. Namun, saat dilakukan evakuasi, Hendri menerangkan penyidiknya baru bisa mengidentifikasi satu korban. 

Baca Juga: Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara  Racuni Korbannya Sejak 2020

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya