Bawaslu Bantul Gandeng Elemen Masyarakat Awasi Proses Pilkada 2024
Intinya Sih...
- Bawaslu Bantul meluncurkan Gerakan Ayo Nyawiji Ngawasi untuk mendorong pengawasan partisipatif terhadap Pilkada 2024 di Bantul.
- Gerakan ini melibatkan relawan partisipatif, anti politik uang, ormas, pemilih pemula, dan media dalam pengawasan partisipatif.
- Tujuan gerakan ini adalah menekan politik uang, politisasi SARA, dan netralitas ASN dalam menghadapi Pilkada Bantul yang semakin dekat.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bantul, IDN Times - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Bantul menggelar acara Launching Gerakan Ayo Nyawiji Ngawasi di lapangan parkir timur Stadion Sultan Agung (SSA) pada Minggu (4/8/2024). Gerakan ini bertujuan untuk mendorong pengawasan partisipatif berbagai elemen masyarakat terhadap proses Pilkada 2024 di Bantul.
1. Lima pilar diajak untuk terlibat dalam pengawasan partisipatif
Ketua Bawaslu Bantul, Didik Joko Nugroho, mengatakan gerakan Ayo Sawiji Ngawasi merupakan sebuah gerakan yang digagas oleh Bawaslu dengan mengembangkan semangat gotong royong.
Ada lima pilar pengawasan partisipatif yang dikumpulkan dalam launching gerakan ini. Pertama adalah relawan partisipatif berbasis padukuhan yang sudah ada 993 orang relawan partisipatif di berbagai padukuhan. Kedua, relawan berbasis Anti Politik Uang tingkat desa atau kalurahan, yang saat ini sudah ada 17 desa APU.
Pilar ketiga adalah pengawasan partisipatif berbasis organisasi kemasyarakatan, yaitu ormas keagamaan hingga ormas kepemudaan. Keempat adalah pemilih pemula, di mana Bawaslu Bantul sudah goes to school untuk menggandeng anak muda menjadi bagian pengawas partisipatif.
"Dan pilar kelima adalah media yang selalu dikoordinasi oleh Bawaslu Bantul untuk melakukan pengawasan partisipatif," ucapnya.
2. Jumlah pengawas pilkada tak sebanding dengan jumlah yang diawasi
Menurut Didik, jumlah pengawas dan yang diawasi tidak sebanding, sehingga Bawaslu membutuhkan banyak pihak untuk terlibat dalam pengawasan. Beberapa kerawanan pilkada yang dihadapi meliputi politik uang, netralitas ASN, dan politisasi SARA.
"Harapannya, dengan Gerakan Ayo Nyawiji Ngawasi ini dapat menekan politik uang, menekan politisasi SARA, dan menekan netralitas ASN," ujar mantan Ketua KPU Bantul ini. "Kalau kontestasi lokal (pilkada) maka hal yang paling rawan adalah politik uang, gesekan antarpendukung dan netralitas ASN," tambah dia.
Baca Juga: Golkar dan PDIP Bersuara soal Kabar Koalisi di Pilkada Bantul 2024
3. Antisipasi jika peserta pilkada hanya diikuti dua Paslon yang hanya melibatkan petahana
Terkait dengan Pilkada Bantul yang semakin dekat dan isu persaingan calon bupati dan wakil bupati, serta kemungkinan pilkada melawan kotak kosong, Didik menyatakan bahwa Bawaslu akan segera mengumpulkan partai politik, terutama yang memiliki kursi di DPRD Bantul. Tujuannya adalah untuk memberikan sosialisasi terkait perselisihan atau sengketa antar partai peserta yang juga menjadi bagian dari antisipasi Bawaslu, termasuk menghadapi pilkada melawan kotak kosong.
"Jangan sampai kerawanan pilkada itu digencarkan oleh parpol yang memiliki kursi. Harapan kita pesta demokrasi ini berjalan baik sehingga parpol yang punya kursi bisa mengajukan calon sesuai jumlah kursi yang telah ditentukan," tandasnya.
Baca Juga: Gerindra-PKB Resmi Bangun Koalisi untuk Pilkada Bantul 2024