8 Perbedaan Orang yang Ikut Campur vs Peduli, Jangan Keliru

- Orang yang peduli tidak menghakimi jawabanmu, sementara orang yang ikut campur menilai benar atau salah.
- Orang yang suka ikut campur berusaha menentukan tindakanmu dan tidak peduli dengan batasan privasi.
- Teman yang peduli selalu memikirkan apa yang akan dikatakan atau dilakukannya terkait masalahmu, bersikap berhati-hati, dan tidak meragukan kemampuanmu dalam problem solving.
Kalau kamu keliru menyamakan kepedulian dengan kesukaan untuk ikut campur, diri sendiri yang rugi. Bagaimanapun juga, dirimu memerlukan kepedulian dari sesama. Terutama saat kamu menghadapi masalah-masalah yang berat. Menolak setiap kepedulian orang lain hanya akan membuatmu merasa sendirian.
Itu menambah beban psikismu dan memudahkanmu jatuh dalam keputusasaan. Akan tetapi, sikap orang yang suka ikut campur memang menyebalkan. Lalu, apa bedanya orang yang ikut campur dengan yang peduli terhadapmu? Berikut delapan di antaranya.
1. Orang yang ikut campur bertanya untuk menghakimi

Pertanyaan yang dilontarkan dua orang mungkin sama. Namun, kelanjutannya berbeda. Orang yang peduli tidak menghakimi apa pun jawabanmu. Bahkan bila itu sangat bertentangan dengan nilai-nilai hidupnya. Sementara orang yang senang ikut campur menilai benar atau salah atas jawabanmu.
Itu yang membuatmu sangat tak nyaman berbicara dengan orang yang doyan ikut campur. Mereka tidak bisa diam dan menerima jawabanmu. Ketika kamu berhadapan dengan orang yang gemar ikut campur, pilihanmu cuma dua. Yaitu, jujur tetapi dihakimi jika gak sesuai dengan harapannya atau menciptakan kebohongan demi dia merasa puas dan tak bicara macam-macam.
2. Juga memaksamu untuk melakukan ini itu

Orang yang sengaja ikut campur berusaha menentukan tindakanmu selanjutnya. Dia senang menggurui seakan-akan tahu dengan pasti solusi terbaik dari setiap masalahmu. Sekalipun kalian tidak punya hubungan kekerabatan yang dekat, tetap saja ia berupaya untuk menyetirmu.
Kalau kamu menolak arahannya, dia pasti berbicara buruk tentangmu. Misalnya, dirimu disebut keras kepala. Alih-alih mendoakan hasil terbaik atas keputusanmu, ia malah berharap kebalikannya. Semata-mata agar tampak dia yang benar dan keputusanmu salah besar.
3. Privasimu pun dilanggarnya

Justru urusan-urusan yang amat pribadi menjadi area yang paling menarik baginya. Dia gak peduli dengan batasan privasi siapa pun. Ia seakan-akan ada untuk melanggar ranah pribadi orang-orang di sekitarnya. Andai dia diingatkan bahwa itu privasimu, ia tetap punya alasan buat bersikap sok peduli.
Untuk hal-hal yang lebih umum di luar privasi, ketertarikannya malah kurang. Ini lantaran dia menganggapnya terlalu biasa. Kebanyakan orang di sekitarmu juga mengetahuinya. Ia ingin terlihat lebih penting dengan menerobos batasan-batasan pribadi. Percuma memperdebatkan dengannya tentang pentingnya menghargai privasi orang lain.
4. Makin diminta tak ikut campur, makin mendesak

Karakter agresifnya luar biasa. Kamu berusaha untuk tak pernah berurusan dengannya saja, dia tetap mencampuri masalah-masalahmu. Apabila dirimu memintanya buat gak ikut campur, ia bukannya berhenti justru kian terlihat tak tahu diri. Kamu bakal benar-benar kehilangan ketenangan hidup.
Dia juga dapat mengompori orang lain di sekitarmu untuk ikut campur juga. Cara terbaik buat menghadapinya bukan dengan memintanya berhenti ikut campur. Namun, menebalkan telingamu alias bersikap cuek serta pura-pura tak mendengar seluruh perkataannya. Ini memerlukan kekuatan hati. Jika kamu tidak mampu, hindari pertemuan dengannya atau blokir nomor dan akun media sosialnya.
5. Sementara orang yang peduli mengutamakan perasaanmu

Ada perbedaan besar antara orang yang peduli dengan suka ikut campur. Teman yang peduli padamu selalu memikirkan terlebih dahulu apa yang hendak dikatakan atau dilakukannya terkait masalahmu. Kalau hal itu dapat mengganggu suasana hatimu, ia pun mengurungkannya.
Dia gak nekat menanyakan sesuatu hanya untuk memuaskan keinginan pribadinya. Oleh sebab itu, responsnya atas persoalanmu kerap terlihat agak lambat daripada orang lain. Kamu mungkin sempat mengiranya tidak peduli padamu. Akan tetapi setelah akhirnya dia ikut bicara atas masalahmu, dirimu memperoleh ketenangan hati dan perspektif baru yang mencerahkan pikiranmu.
6. Ia hanya memberi nasihat jika diminta atau diizinkan

Orang yang peduli bersikap amat berhati-hati. Dia bisa saja tahu banyak hal berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi olehmu. Namun, ia tak serta-merta berisik menasihatimu. Selain menunggu momen yang tepat, dia juga melihat dulu kebutuhanmu buat saat ini.
Jika kamu seperti sedang tidak ingin mendengarkan nasihat apa pun, dia memilih untuk diam. Andai pun ada hal penting yang harus dikatakannya, ia pasti meminta izinmu dulu. Ini memberimu waktu buat menyiapkan diri untuk mendengar hal-hal yang mungkin kurang diharapkan. Seperti nasihat yang berlawanan dengan egomu. Kalaupun kamu menolak mendengarkan nasihatnya, dia juga tak marah.
7. Dia memercayai kemampuanmu mengatasi masalah

Ini berkebalikan dengan poin 2. Di poin tersebut, tampak jelas bahwa orang yang gemar ikut campur selalu meragukan kemampuanmu dalam problem solving. Makanya dia memaksamu untuk menjalankan arahannya. Gak peduli dirimu bukan anak kecil lagi, dia ingin mengaturmu.
Sedang orang yang peduli masih percaya kamu bisa menangani persoalan itu sendiri. Ekspresi kepeduliannya hanya untuk membuatmu tak merasa sendirian. Kapan pun dirimu bingung, ada dia yang bisa diajak bicara. Ia pun tidak berusaha mengarahkanmu, melainkan lebih pada meningkatkan optimisme dan kepercayaan dirimu.
8. Selalu memberimu pilihan untuk tidak menjawab

Terakhir, ini sangat khas pada diri orang dengan kepedulian tinggi. Tidak ada keharusan buatmu menjawab pertanyaannya. Makin pribadi persoalannya, makin kamu boleh menutup mulut. Sikapnya ini malah mendorongmu buat menjawab dengan sejujur-jujurnya.
Ia hanya menanyakan satu hal, tetapi akhirnya dirimu menceritakan segalanya. Baik kamu menjawab pertanyaan atau tidak, sikapnya juga tak berubah. Tidak seperti orang yang senang mencampuri masalah pribadimu, dia sadar penuh bahwa kamu gak wajib mengatakan hal-hal yang ingin disimpan buat diri sendiri.
Setelah kamu memahami perbedaan di atas, jangan lagi menyamakan semua bentuk kepedulian dengan sikap ikut campur. Hindari bersikap ketus pada orang yang justru tulus memedulikanmu. Sebaliknya, dirimu juga gak boleh salah bersikap pada orang lain dengan berdalih care, tapi malah membuatnya terganggu.