Benarkah Kucing Tidak Suka Minum Air? Ini Tips Dokter Hewan

- Kucing cenderung minum air dalam jumlah kecil meski hidrasi penting
- 47% penduduk Indonesia memelihara kucing, tapi 72,2% pemilik kucing menyajikan air dalam mangkuk biasa
- Kekurangan cairan pada kucing dapat memicu gangguan saluran kemih dan stres bisa dipicu oleh perubahan lingkungan
Benarkah kucing tidak suka minum air? Banyak pemilik kucing percaya kebutuhan cairan hewan peliharaan mereka tercukupi dari makanan basah. Faktanya, kucing memang cenderung minum air dalam jumlah kecil, meski hidrasi yang cukup penting untuk kesehatannya. Makanan basah memang mengandung lebih banyak air dibandingkan makanan kering, tetapi tetap belum memenuhi kebutuhan cairan secara optimal.
Kucing menjadi hewan peliharaan paling populer di Indonesia. Berdasarkan survei Rakuten Insight Global 2021, 47 persen penduduk Indonesia memelihara kucing. Data terbaru dari Consumer Report Indonesia 2023 menunjukkan angka ini meningkat menjadi 68,76 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan hewan peliharaan lainnya.
Lantas, bagaimana memastikan agar anabulmu tercukupi kebutuhan airnya? Apa tips dari dokter hewan agar kucing peliharaan tetap sehat? Simak penjelasannya lebih lanjut!
1. Berapa kebutuhan air minum kucing?

Survei Reasense menunjukkan bahwa mayoritas pemilik kucing (72,2 persen) menyajikan air dalam mangkuk biasa, sementara 13,3 persen menggunakan dispenser manual dan 7,8 persen memilih dispenser otomatis. Namun, hanya 27,8 persen kucing yang menghabiskan airnya dalam waktu kurang dari sehari, sisanya membutuhkan lebih dari sehari.
Menurut drh. Alian Fumia dari klinik Al-Husna Cat Care, kebutuhan minum sangat penting untuk mencegah masalah seperti batu ginjal, menjaga kesehatan kulit, dan mendukung pencernaan. Kebutuhan minum kucing dapat dihitung dengan mengalikan berat badan (kg) dengan 60 ml. Misalnya, kucing 1 kg membutuhkan sekitar 60 ml air per hari.
2. Apa risiko kucing kurang minum?

Kekurangan cairan pada kucing dapat memicu gangguan saluran kemih seperti FLUTD (Feline Lower Urinary Tract Disease) dan FUS (Feline Urologic Syndrome). Selain hidrasi yang kurang, faktor seperti stres, obesitas, dan cacat bawaan juga berperan. Stres pada kucing bisa dipicu oleh perubahan lingkungan, anggota keluarga baru, atau penataan ulang rumah. Salah satu cara mencegah stres adalah dengan rutin memberikan obat tetes kutu untuk mengontrol ektoparasit.
Dokter Al menjelaskan, tanda awal gangguan kemih biasanya terlihat dari perilaku kucing yang sering berpindah tempat saat buang air atau munculnya gejala seperti air seni berwarna merah. Jika terjadi perubahan perilaku, pemilik disarankan segera berkonsultasi ke dokter hewan.
3. Tips agar kebutuhan air anabul tercukupi

Meskipun kucing cenderung kurang minum, ada beberapa cara untuk memastikan kebutuhan cairan mereka terpenuhi:
- Letak wadah minum: Tempatkan wadah di beberapa lokasi, jauh dari kotak pasir.
- Kebersihan wadah: Gunakan wadah bersih, dangkal, dan ganti air setiap hari.
- Air mengalir: Pertimbangkan menggunakan water fountain karena kucing lebih suka air yang mengalir.
- Tambahkan kaldu: Campurkan sedikit kaldu ayam rendah sodium atau air hangat pada makanan kering, namun pastikan tidak dibiarkan lebih dari dua jam untuk mencegah bakteri.
Pendiri Shelter Animal Defenders Indonesia (ADI), Doni Herdaru Tona, turut membagikan tips memastikan kebutuhan minum hewan peliharaan terpenuhi.
"Ajak mereka bermain untuk meningkatkan mood dengan aktivitas ekstra. Setelah itu, sediakan air minum di dalam wadah atau water fountain. Anjing dan kucing biasanya lebih suka water fountain karena airnya yang mengalir," kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/11/2024).
Ia menambahkan, gemericik air dianggap hewan sebagai sumber yang lebih alami, seperti air dari kolam. Dengan aktivitas yang cukup, hewan juga akan lebih sering minum dan terbiasa memenuhi kebutuhan cairannya.
4. Menjaga kesehatan dan kesejahteraan anabul

Sama seperti manusia, kucing membutuhkan perhatian pada kebutuhan dasar untuk hidup sehat dan bahagia. Air bersih, makanan bergizi berkualitas, serta lingkungan yang bebas stres menjadi kunci kesejahteraan mereka. Lingkungan yang bersih, tempat bermain aman, dan jadwal bermain rutin juga penting untuk menjaga kesehatan mental kucing.
Stres yang berkepanjangan bisa menyebabkan masalah kesehatan, seperti gangguan pencernaan dan penurunan imunitas. Selain itu, perawatan kesehatan seperti vaksinasi, pemberian obat cacing rutin, grooming, pemeriksaan mata dan telinga, serta menjaga kebersihan kotak pasir perlu diperhatikan agar kucing tetap nyaman dan sehat.