Pelajar Yogyakarta Diajak Belajar Literasi Keuangan dan Perbankan

Agar pelajar lebih paham berbagai produk keuangan

Yogyakarta, IDN Times - Literasi keuangan terkait fungsi perbankan belum banyak dipahami masyarakat, terutama di kalangan pelajar. Melalui Edukasi Perbankan dan Literasi Keuangan, Bank Mandiri Taspen memberikan edukasi kepada puluhan siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta, Jumat (11/10).

"Acara ini menindaklanjuti program yang dijalankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam upaya meningkatkan literasi keuangan masyarakat, terutama kepada generasi muda," ujar Direktur Compliance and Risk Bank Mandiri Taspen, Paulus Endra Suyatna.

1. Ajak pelajar pahami perbankan

Pelajar Yogyakarta Diajak Belajar Literasi Keuangan dan PerbankanIDN Times/Holy Kartika

Endra mengungkapkan program ini merupakan bentuk pembelajaran keuangan bagi pelajar. Melalui program Edukasi Perbankan dan Literasi Keuangan Sahabat Menuju Masa Depan, diharapkan pelajar memahami pengetahuan dasar tentang perbankan.

"Kami paparkan bank itu apa, fungsinya apa dan manfaatnya apa untuk mereka," ujar Endra.

Program edukasi perbankan merupakan implementasi Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI). Selain itu, program ini juga menyampaikan bagaimana pengembangan perputaran keuangan masyarakat di Indonesia, serta bagaimana peranan bank dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Kami juga perkenalkan produk tabungan untuk pelajar, ada beberapa, bunganya sekitar 2 persen dan ada yang berhadiah. Harapannya dapat semakin menarik anak muda untuk lebih dekat dengan perbankan," papar Endra.

Baca Juga: 3 Alasan Platform Digital Payment Tak Menjadi Ancaman bagi Perbankan

2. Kenalkan produk keuangan selain tabungan

Pelajar Yogyakarta Diajak Belajar Literasi Keuangan dan PerbankanUnsplash.com/Josh Appel

Tabungan selama ini menjadi produk perbankan yang paling populer di kalangan masyarakat, terutama pelajar. Di sela acara edukasi dan reuni para alumni SMA Negeri 6 Yogyakarta ini, Endra mengungkapkan pentingnya pelajar memahami pengetahuan dasar tentang perbankan. 

"Maka dari itu, kami pun perkenalkan produk perbankan lain seperti kredit, digital banking hingga surat utang negara atau surat berharga," jelas Endra.

Kendati dikenal sebagai bank bagi para pensiunan, namun dalam edukasi ini juga turut diperkenalkan produk perbankan untuk pelajar. Endra melihat pemahaman literasi keuangan masyarakat Yogyakarta sudah cukup baik. Bahkan, masyarakat kota pelajar ini cenderung lebih tinggi minat menabungnya.

Edukasi ini menginformasikan fitur dasar produk, serta layanan jasa keuangan, termasuk memberikan keterampilan terkait manfaat biaya dan risiko dalam memanfaatkan produk bank yang dibutuhkan siswa.

"Terutama ketika masuk dalam usia produktif untuk selalu aktif dalam memberikan kontribusi positif pada Indonesia," ungkap Endra.

3. Orang Yogyakarta lebih suka menabung

Pelajar Yogyakarta Diajak Belajar Literasi Keuangan dan PerbankanIDN Times/ Mela Hapsari

Sementara itu, terkait pertumbuhan nasabah, Bank mandiri Taspen mencatatkan pertumbuhan aset yang cukup pesat. Sampai dengan akhir Agustus 2019, total aset yang dimiliki bank, mantap di posisi Rp24,55 triliun atau tumbuh sekitar 41,7 persen, sedangkan posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp18,37 triliun atau tumbuh sampai dengan 40,5 persen.

"Yogyakarta ini, pertumbuhan DPK lebih bagus dibandingkan daerah lainnya. Namun, untuk pertumbuhan kredit, justru masih sulit tumbuh. Karena ternyata orang Yogya banyak yang tidak suka berutang," ungkap Endra.

Tercatat, pencapaian penyaluran kredit berkisar Rp18,69 triliun atau meningkat sampai 34,6 persen, khusus untuk penyaluran kredit pensiunan sebesar Rp17,32 triliun dengan persentase tumbuh 41,3 persen," jelas Endra. 

Baca Juga: Biaya Transfer Dana Mahal, Bank Indonesia Sempurnakan SKNBI

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya