Harga Melambung, Petani Cabai di Bantul Ketiban Rejeki

Cabai dihargai pengepul Rp38 ribu per kilogram 

Bantul, IDN Times - Kenaikan harga cabai membawa berkah bagi petani di kawasan pesisir Pantai Samas, Bantul. 

Petani saat ini menikmati tingginya harga cabai yang naik melambung tinggi hingga mencapai Rp80 ribu per kilogram. 

Di pasaran harga cabai merah besar melambung menjadi Rp50 ribu per kilogram, sedangkan harga cabai rawit mencapai Rp80 ribu per kilogramnya. 

1. Pengebul cabai membeli cabai merah besar dari petani Rp38 ribu per kilogram

Harga Melambung, Petani Cabai di Bantul Ketiban RejekiIDN Times/Daruwaskita

Salah satu petani di pesisir Pantai Samas, Sunaryo mengatakan sepanjang hidupnya menjadi petani, baru kali ini mendapatkan keuntungan besar.

Biasanya cabai merah besar dihargai pengepul Rp10 ribu per kilogram, namun kali ini tembus hingga Rp38 ribu per kilogram.

"Sebelumnya harga cabai merah besar paling mahal mentok dihargai Rp10 ribu per kilonya," ujarnya kepada IDN Times, Kamis (8/8).

Baca Juga: Jelang Iduladha, Harga Cabai Rawit Merah di Yogyakarta Kian Meroket

2. Pertama kali petik cabai dihargai Rp26 ribu per kilogramnya‎

Harga Melambung, Petani Cabai di Bantul Ketiban RejekiIDN Times/Daruwaskita

Sunaryo mempunyai lahan seluas 26 ru (1 ru seluas 1 meter dan panjang 15 meter). Di tahun ini, sudah merasakan 4 kali panen cabai merah. Panen pertama mendapatkan 17 kilogram, petikan kedua, mendapatkan 36 kilogram. Sedangkan panen ketiga dan empat, masing-masing mendapatkan 42 kilogram dan 63 kilogram.

"Saat petikan pertama hanya dihargai Rp26 ribu per kilogram, dan harga terus melejit hingga Rp38 ribu per kilogram untuk petikan ke empat,"ungkapnya.

Menurutnya dari masa tanam hingga petik, petani bisa memperoleh 8 kali panen.

"Ya kalau tanaman cabai milik saya ini mungkin bisa sampai 6 atau 7 kali petik," ungkapnya.

3. Baru pertama kali merasakan harga cabai merah besar tembus Rp38 ribu per kilogram‎

Harga Melambung, Petani Cabai di Bantul Ketiban RejekiIDN Times/Daruwaskita

Marini istri Sunaryo mengaku gembira saat cabainya dihargai tinggi oleh pengepul. Dengan harga tinggi, keluarganya bisa menikmati keuntungan berlebih.

"Tanaman cabai juga tidak diserang hama sehingga tak butuh banyak pengeluaran. Jadi hanya mengeluarkan duit untuk beli bensin untuk menyalakan pompa air saja," katanya.‎

Ia juga bercerita lahan miliknya adalah merupakan lahan yang disewa dari Pemerintah Desa Tirtoharga. 

"Jadi saya sewa dari tanah kas Desa Tirtohargo, ini pertama kalinya saya tanami cabai merah besar. Ketika panen harganya pas tinggi-tinggi, ini jadi sejarah sepanjang saya nanam cabai,'"ngkapnya.

 

Baca Juga: Menangguk Untung dari Jualan Cabai Busuk Selama Kemarau

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya