Pulihkan Citra Malioboro, Diaz Kaslina Bagikan 100 Nasi Pecel Lele 

Mendukung bangkitkan mental pedagang di Malioboro

Yogyakarta, IDN Times - Nama Maliboro sebagai ikon wisata Kota Yogyakarta belakangan ramai disorot. Sayangnya, primadona Kota Gudeg itu mengemuka karena sederet keluhan yang disampaikan wisatawan. 

Salah seorang warga Kota Yogyakarta merasa terpanggil untuk memulihkan citra Malioboro. Diaz Kaslina akhirnya melakukan aksi bagi-bagi 100 paket nasi pecel lele secara cuma-cuma kepada pengunjung Malioboro.

1. Bangkitkan mental pelaku wisata

Pulihkan Citra Malioboro, Diaz Kaslina Bagikan 100 Nasi Pecel Lele Bagi-bagi pecel lele gratis di Malioboro. IDN Times / Tunggul Damarjati

Diaz menuturkan, aksinya ini dilatarbelakangi beberapa keluhan menyangkut Malioboro yang sempat viral belakangan ini.

Keluhan mulai dari aksi nuthuk pedagang pecel lele di Jalan Perwakilan, hingga pungli juru parkir di area sekitar Nol Kilometer. Lokasi ini oleh para wisatawan memang sering kali dikaitkan dengan Kawasan Wisata Malioboro.

"Kami bagikan seratus (paket) pecel lele ini sebagai jawaban peristiwa yang viral kemarin. Kami berupaya mendukung pedagang agar mentalnya tidak down," kata Diaz saat ditemui di depan Kantor DPRD DIY, Kamis (3/6/2021) petang.

Baca Juga: Sri Sultan Minta Peristiwa Harga Pecel Lele Tak Terulang  

Baca Juga: Diduga Nutuk Harga, Pemkot Yogyakarta Tutup 3 Warung Pecel Lele 

2. Sudah cukup merana akibat pandemik

Pulihkan Citra Malioboro, Diaz Kaslina Bagikan 100 Nasi Pecel Lele Bagi-bagi pecel lele gratis di Malioboro. IDN Times / Tunggul Damarjati

Sementara baginya situasi pedagang dan para pelaku wisata di Malioboro ini sudah cukup terpuruk akibat pandemi COVID-19 yang melanda sejak tahun lalu. Diaz khawatir kejadian viral kemarin semakin membuat mereka tersungkur.

"Mudah-mudahan dengan adanya gerakan ini dapat menarik wisatawan kembali," katanya berharap.

3. Cuma lakukan razia, kurang promosi

Pulihkan Citra Malioboro, Diaz Kaslina Bagikan 100 Nasi Pecel Lele Bagi-bagi pecel lele gratis di Malioboro. IDN Times / Tunggul Damarjati

Di satu sisi, ia menyoroti langkah Pemerintah Kota Yogyakarta menyikapi kejadian viral kemarin. Menurutnya, melakukan razia saja tak cukup tanpa disertai promosi untuk kembali mengangkat citra pariwisatanya.

"Tidak hanya melakukan razia saja, tetapi juga dengan promosi dan memperbaiki kualitas pariwisata Yogyakarta," imbuh Diaz.

Promosi, selain itu sebaik-baiknya diikuti perbaikan kualitas pelayanan. Mulai dari peningkatan amenitas, higienitas, dan lain sebagainya.

"Yogyakarta itu ramah wisatawan, tetapi ramah wisatawan bukan berarti dengan identik murah. Ini tugas pemerintah untuk membentuk rantai nilai Yogyakarta. Bisa menyajikan kualitas wisata dengan berimbang," pungkasnya.

Sementara Jeffry Alim (36) salah seorang pengunjung Malioboro asal Magetan, Jawa Timur, mengaku terkesima dengan ide Diaz.

"Salut aja sih, sampai begitu," ujarnya.

Ayah dua anak itu pun mengaku sudah berada di Kota Yogyakarta saat peristiwa viral pecel lele kemahalan akhir Mei 2021 lalu. Meski baru Kamis (3/6/2021) ini dirinya baru menyempatkan diri ke Malioboro.

"Ya mungkin sedikit kemahalan ya kalau Rp37 ribu untuk sepaket pecel lele sama nasi dan lalapan. Tapi, kalau saya baca di berita online itu bukan harga yang wajar kan ya dan pemerintah sudah gerak. Jadi ya semoga gak berlarut-larut lah," tutupnya.

Baca Juga: Lagi, Oknum Juru Parkir Kota Yogyakarta Tarik Tarif Parkir Rp20 Ribu 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya