Muhammadiyah Ngaku Bingung Tangani Geng Pelajar di Yogyakarta

Pelaku dan korban sama-sama dari sekolah Muhammadiyah

Yogyakarta, IDN Times - Pengurus Daerah (PD) Muhammadiyah Kota Yogyakarta merasa bingung dengan penanganan fenomena geng remaja atau pelajar yang terlibat tindak kriminal.

PD Muhammadiyah merasa telah mengerahkan segala upaya demi menekan regenerasi geng pelajar dan aksi kriminalitasnya.

Baca Juga: 5 Pelaku Kejahatan Jalanan yang Tewaskan Daffa Ditangkap

1. Pelaku dan korban klitih Gedongkuning sama-sama dari sekolah Muhammadiyah

Muhammadiyah Ngaku Bingung Tangani Geng Pelajar di YogyakartaTersangka pelaku kejahatan jalanan atau klitih yang tewaskan pelajar di Yogyakarta ditangkap. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Ketua PD Muhammadiyah Yogyakarta, Achid Widi Rachmanto, mengakui lima orang yang bertanggung jawab dalam tewasnya Daffa Adzin Albazith (17), Minggu (2/4/2022) kemarin adalah siswa maupun alumnus salah satu SMA/SMK Muhammadiyah di wilayahnya.

Daffa tewas usai mengalami luka berat akibat serangan benda tajam oleh sekelompok pelaku di Jalan Gedongkuning, Kotagede, Kota Yogyakarta.

Achid juga tak menampik para pelaku merupakan anggota geng M. "Ketika sering disebut nama-nama geng itu jadi kontraproduktif. Karena anak-anak (anggota genk) semakin bangga, jadi inisialnya saja M," kata Achid di Ruang Yudistira, Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Selasa (12/4/2022).

Begitu pula Daffa, yang diakui Achid sebagai siswa SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

Ia melanjutkan, Muhammadiyah memiliki Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) yang secara intensif membina sekolah-sekolah dalam perserikatan. Termasuk menginstruksikan kepada satuan pendidikan guna memutus mata rantai atau regenerasi geng pelajar.

"Tapi, ternyata tidak sederhana," sebutnya.

2. Selalu muncul bibit-bibit baru

Muhammadiyah Ngaku Bingung Tangani Geng Pelajar di YogyakartaRS alias B (18, tampak muka), eksekutor kejahatan jalanan yang tewaskan pelajar di Yogyakarta. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Achid mengklaim pihaknya melalui Majelis Dikdasmen telah menelusuri dan mencari bibit-bibit pembuat onar dari anggota geng M itu tadi. Dikumpulkan, bahkan pernah suatu waktu dibawa ke markas Brimob untuk dibina selama beberapa hari.

"Ya ketika itu selesai, tapi nyatanya kemarin ini muncul lagi. Berarti perlu dicari formulasi terbaik," katanya.

"Karena bagi anak-anak ini (tergabung geng) masih jadi kebanggaan. Lha ini pripun (bagaimana) caranya kalau anda tahu formulasinya, rumusnya, mohon saya dikasih tahu mau diapakan yang kaya gini. Guru-guru juga sudah mencoba memberi pemahaman," sambungnya.

Sejauh ini, pihaknya mensinyalir hal ini adalah imbas perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, masalah dalam keluarga, atau salah pergaulan.

"Kami akan mencoba terus bekerja sama dengan aparat keamanan. Tapi, sebenarnya sekolah juga jadi korban. Paling tidak namanya tercemar, kedua kepercayaan terhadap sekolah pasti menurun," pungkasnya.

3. Data seluruh geng pelajar

Muhammadiyah Ngaku Bingung Tangani Geng Pelajar di YogyakartaKabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yuliyanto. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Terpisah, Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto mengklaim pihaknya termasuk jajaran di polres telah mendata geng-geng sekolah di wilayah DIY.

"Jumlah anggota geng, jumlahnya banyak, hampir di setiap sekolahan di DIY ada gengnya. Hanya sifatnya yang masih manis-manis atau ada yang sudah brutal. Seperti M ini faktanya brutal," kata Yuli di Mapolda DIY, Senin (11/4/2022) kemarin.

"Memang ketika tidak terjadi tindak pidana juga tidak bisa kita tindak," lanjutnya.

Pihaknya pun percaya salah satu kunci pencegahan utama merebaknya perilaku negatif oleh geng pelajar ada di tangan para orang tua dan sekolah.

"Bukan hanya geng sekolah tapi ada juga geng-geng yang sifatnya lintas sekolah, ada juga, itu juga pergaulan-pergaulan yang mungkin lebih banyak mengarah ke hal yang negatif," tutupnya.

Sebelumnya, nama geng M disebut-sebut dalam kasus kejahatan jalanan yang menewaskan Daffa Adzin Albazith (17), Minggu (2/4/2022) kemarin. Polisi namun mengklaim kasus ini tergolong ke dalam peristiwa tawuran berdasarkan hasil penyelidikan dan penyidikan.

Dari lima yang diamankan jajaran Polda DIY, Sabtu (9/4/2022) lalu, dua pelaku masih berstatus pelajar aktif dan sisanya mahasiswa serta pengangguran. Dari tangan mereka pula polisi menyita berbagai senjata berbahaya. Gir bertali adalah benda yang dipakai untuk melukai Daffa hingga tewas.

Baca Juga: Pelaku yang Hilangkan Nyawa Daffa Berusaha Hilangkan Jejak

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya