Khatib Salat Id di Bantul Minta Maaf, Ungkap Maksud Khotbah

Khatib tersebut viral karena khotbah pemilu curang

Intinya Sih...

  • Khotbah salat Idul Fitri di Lapangan Tamanan, Bantul viral karena memuat materi kecurangan pemilu.
  • Untung Cahyono, khatib salat Idul Fitri tersebut meminta maaf dan sadar bahwa materi yang disampaikan tidak sesuai.
  • Materi ceramah yang bermuatan politik itu tidak sesuai dengan panduan penyelenggaraan salat Idul Fitri 1445 H Menag Nomor 1/2024.

Bantul, IDN Times - Khatib salat Idul Fitri 1445 di Lapangan Tamanan, Banguntapan, Bantul, Untung Cahyono, menyampaikan permintaan maaf usai ceramahnya yang memuat materi kecurangan pemilu, Rabu (10/4/2024) kemarin. Untung meminta maaf manakala khotbahnya kemarin kurang bisa diterima. Dia pun sadar materi yang disampaikan tidak sesuai waktu dan tempatnya.

"Kami menyatakan memohon maaf apa yang sudah membuat warga mungkin terganggu pandangan kami," kata Untung di salah satu rumah makan daerah Banguntapan, Bantul, DIY, Sabtu (13/4/2024).

1. Khatib-panitia salat id tak komunikasi

Khatib Salat Id di Bantul Minta Maaf, Ungkap Maksud KhotbahKhatib salat Idul Fitri 1445 di Lapangan Tamanan, Banguntapan, Bantul, Untung Cahyono (baju putih). (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Dia juga mengakui bahwa antara dirinya dan PHBI Tamanan selaku panitia penyelenggara salat id tak saling berkomunikasi terlebih dahulu terkait isi dari ceramah yang akan disampaikan.

"Saya harus merasa perlunya introspeksi dan muhasabah atau koreksi diri atau introspeksi diri. Ketika memang apa yang saya sampaikan itu menjadi sebuah persoalan," katanya.

2. Niat hati ingatkan sesama muslim

Khatib Salat Id di Bantul Minta Maaf, Ungkap Maksud KhotbahKhatib salat Idul Fitri 1445 di Lapangan Tamanan, Banguntapan, Bantul, Untung Cahyono (baju putih). (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Untung pun mengungkap maksud dirinya memuat materi politik yang menurutnya cuma sedikit dibandingkan pesan-pesan Ramadan lain dalam ceramahnya. Materi ceramah yang Untung susun sendiri itu sejatinya ia maksudkan sebagai pengingat antarsesama umat muslim.

"Saya sebagai sosok muslim yang harus belajar banyak hal kalau mengkritik itu ya memang sesuatu yang penting, karena ajaran Islam sendiri juga watawa saubil haq watawa saubil sabr itu kan untuk saling mengingatkan berlaku melakukan hal yang haq dan juga saling mengingatkan. Nah kalau konteksnya saling mengingatkan ini kan memang tidak ada batasannya, siapa pun yang perlu diingatkan ya memang harus diingatkan," katanya.

Baca Juga: Penceramah Singgung Pemilu 2024, Jemaah Salat Id Tinggalkan Lokasi

3. Jemaah walkout bisa jadi karena hal lain

Khatib Salat Id di Bantul Minta Maaf, Ungkap Maksud KhotbahKhatib salat Idul Fitri 1445 di Lapangan Tamanan, Banguntapan, Bantul, Untung Cahyono (baju putih). (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Akan tetapi, Untung enggan buru-buru mengkonklusikan bahwa jamaah membubarkan diri saat itu dikarenakan ceramahnya yang bermuatan politik. Melihat kolom komentar pada video jamaah bubar yang viral di sosial media, bagi Untung, musababnya bisa beragam.

"Jamaah walkout itu kan banyak aspeknya, bisa karena sudah pegel, selak kepengen ngerokok, dan gerimis atau hujan. Itu bisa jadi. Tapi kalau lebih detail ya harus disurvei, ditanya, tapi kan nggak mungkin nanya jamaah yang pulang. Kalau soal pulang saya kira juga fair ya, tidak hanya kasus seperti ini, banyak khatib juga belum rampung sudah pada pulang," katanya.

Sebelumnya, sebuah video viral menampilkan para jamaah salat id di Lapangan Tamanan, Banguntapan, Bantul, DIY, bubar jalan di tengah penyampaian khotbah oleh khatib. Narasi yang beredar, para jamaah meninggalkan lokasi karena muatan politik pada ceramah sang khatib.

Kemenag Bantul pun menyatakan bahwa materi ceramah tak sesuai dengan panduan penyelenggaraan salat Idul Fitri 1445 H sebagai tindak lanjut SE Menag Nomor 1/2024.

Pada poin ke-5 panduan itu diatur bahwa materi khotbah harus disampaikan dengan menjunjung tinggi ukhuwah islamiyah, mengedepankan nilai-nilai toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa, serta tidak mengandung muatan politik praktis sesuai SE Menag Nomor 9/2023 tentang Pedoman Ceramah Keagamaan.

Baca Juga: Gunungan Keraton Tak Lagi Direbutkan, Uba Rampe Dibagikan

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya