TPR Pansela Bantul Digeser, Petugas Merasa Kurang Nyaman

Bantul, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Bantul menggeser lokasi Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) objek wisata pantai selatan Bantul seiring uji coba pembukaan lalu lintas Jembatan Pandansimo.
TPR di objek wisata pantai selatan seluruhnya dipindah ke selatan JJLS atau mendekati objek wisata pantai dengan tenda darurat.
Koordinator TPR Pantai Samas hingga Pantai Pandansimo, Suto Akhir mengatakan dengan TPR darurat dengan tenda sangat tidak nyaman. Sebab selain panas ketika hujan disertai angin TPR rawan kabur akibat diterjang angin.
"Saat menarik retribusi petugas juga basah-basah. Apalagi ketika hujan lebat yang disertai angin tentu pekerjaan tidak maksimal dilakukan," ungkapnya, Sabtu (4/10/2025).
1. Pantai Minim Pengunjung juga dijaga

Akhir mengaku harus membagi 22 pegawai penarik retribusi ke beberapa TPR darurat. Pasalnya, jumlah TPR darurat juga bertambah karena pantai yang pengunjungnya minim juga tetap harus diberi petugas jaga.
"Seperti Pantai Samas, pengunjungnya saat sangat minim namun ditempatkan petugas TPR padahal ada objek wisata lain yang pengunjungnya lumayan banyak nihil petugas TPR," ungkapnya.
"Kondisi ini akan saya sampaikan ke Dinas Pariwisata sebagai pertimbangan untuk menggeser TPR darurat di pantai yang banyak pengunjungnya seperti Pantai Tanggul Tirto," tambahnya lagi.
2. Petugas berharap TPR Permanen direalisasikan

Akhir berharap pembangunan TPR semi permanen sebagai pengganti TPR darurat segera direalisasikan. Dengan begitu, kata Akhir, TPR lebih representatif dan kinerja petugas TPR lebih optimal.
"Ya kalau cukup kasihan kepada teman-teman saya yang bekerja di TPR dengan tenda darurat. Apalagi sebentar lagi musim hujan tiba," ujarnya.
3. Rawan terjadi kecelakaan

Sementara itu, Koordinator TPR Induk Pantai Parangtritis, Rohmad Ridwan mengatakan keberadaan TPR Induk Parangtritis baru sejatinya kurang memadai atau representatif dibandingkan dengan TPR Induk Parangtritis yang lama.
"Ya seperti itu ta bangunannya. Petugas bisa kepanasan atau kehujanan saat menarik retribusi. Penarikan retribusi juga hanya satu jalur saja," ungkapnya.
Petugas juga harus menanggung risiko terjadinya kecelakaan sebab banyak pengguna jalan yang berjalan cepat sebab tidak ada tanda atau petunjuk TPR.
"Ketika petugas menghentikan pengguna jalan atau wisatawan sangat rawan terjadinya kecelakaan yang menimpa wisatawan atau petugas TPR sendiri," tandasnya.
Lebih lanjut Rohmad mengatakan berbagai kendala yang dialami oleh petugas TPR dalam menarik retribusi akan disampaikan kepada Dinas Pariwisata untuk dilakukan evaluasi agar ada solusi secepatnya.
"Yang jelas dengan pemindahan TPR Induk Parangtritis dan Pantai Depok penarikan retribusi oleh petugas tidak bisa maksimal," terangnya.