Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sultan Sebut Kawasan Obwis Watu Gagak Bantul Tampak Kumuh

Objek wisata alam Watu Gagak di Wukirsari, Imogiri, Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Bantul, IDN Times - Destinasi wisata Watu Gagak yang berada di Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, menjadi salah satu wahana wisata berbasis alam di Bumi Projotamansari yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Dibangun mulai 2019 dan sempat terhenti akibat pandemi COVID-19, pada 2023 destinasi ini selesai dibangun dengan menghabiskan anggaran mencapai Rp510 juta yang bersumber dari Dana Keistimewaan.

Wisata unggulan dari Kalurahan Wukirsari ini mendapatkan perhatian khusus dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X. Sultan berkunjung di Watu Gagak dalam rangka Peninjauan dan Peresmian Penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Terintegrasi.

1. Sultan melihat 'pereng' di sekitar Watu Gagak terlihat kumuh

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Dalam perjalanan menuju destinasi wisata Watu Gagak, Sultan mengaku mendapat kesan bahwa pereng (lereng) di sekitar objek wisata tersebut kelihatan kumuh.

"Banyak batu kelihatan kering yang mungkin karena belum hujan di sini ya. Tapi kelihatan tidak diurus," katanya, Senin (18/12/2023).

2. Bebatuan besar di Watu Gagak bisa dijadikan wahana untuk swafoto

Bebatuan yang ada di sekitar kawasan Watu Gagak.(IDN Times/Daruwaskita)

Menurut Sultan, Watu Gagak punya beberapa pilihan misalnya untuk swafoto. Di antara bebatuan bisa ditanami bunga atau diantara batu-batu yang ada mungkin dihutankan atau sebaliknya.

"Yang jarang orang melihat seperti di Gunungkidul itu, kalau melihat 'pereng' banyak batu besar yang digali lebih dalam dan pasirnya dihilangkan jadi batunya lebih kelihatan. Nah itu bisa jadi trademark untuk sini (Watu Gagak)," ujarnya.

"Jadi nanti batu-batu besar itu akan makin kelihatan, siapa tahu swafoto malah lain dari pada yang lainnya,"tambahnya.

Terlepas dari itu Sultan menyerahkan sepenuhnya kreativitas kepada masyarakat dan kalurahan, namun mungkin saja bisa jadi pertimbangan dari pada kelihatan tak terurus.

"Tapi kalau tanah di sekitar batu kemudian digali dan dihilangkan ya jangan sampai habis, nanti batunya bisa ngglundung (terguling)," terang Sultan sambil tersenyum.

3. Warga penggarap Sultan Ground tak rela tanahnya digunakan penunjang destinasi wisata

Objek wisata alam Watu Gagak di Wukirsari, Imogiri, Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Lurah Wukirsari, Susilo Hapsoro, tak membantah bahwa lingkungan di Watu Gagak seperti tidak terurus sebab disekitar Watu Gagak banyak lahan Sultan Ground yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Mereka terkadang tidak rela jika tanah itu diminta untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata.

"Itu sudah ada dalam pikiran kita dan perlahan kita melakukan pendekatan kepada penggarap lahan Sultan Ground. Namun sekali lagi itu tidak mudah sehingga pereng di sekitar Watu Gagak terkesan tidak terurus," katanya.

"Kalau sepakat lahan Sultan Ground digunakan untuk mendukung destinasi wisata Watu Gagak, terkadang penggarap lahan sultan ground minta ganti uang yang nilainya bisa di atas Rp10 juta," tambahnya lagi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hironymus Daruwaskita
EditorHironymus Daruwaskita
Follow Us