Varian Delta Plus Masuk ke Malaysia, Ini Pendapat Pakar Genetik UGM 

Delta Plus digolongkan menjadi variant under investigation

Sleman, IDN Times - Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM), dr. Gunadi mengungkapkan belum ada bukti yang menunjukkan varian COVID-19, AY.4.2 atau Delta Plus lebih ganas dari varian induknya.

Gunadi menjelaskan varian AY.4.2 merupakan hasil mutasi alamiah yang terjadi pada virus termasuk SARS-CoV-2. Di mana hasil mutasi tidak selalu lebih berbahaya.

“Sekali lagi AY.4.2 belum ada bukti yang menunjukkan lebih ganas ya atau pun lebih mudah menular dibandingkan varian induknya, varian Delta (B.1.617.2),” ungkapnya pada Senin (15/11/2021).

1. Baru digolongkan jadi variant under investigation

Varian Delta Plus Masuk ke Malaysia, Ini Pendapat Pakar Genetik UGM ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Menurut Gunadi sampai saat ini belum ada bukti riset soal tingkat keganasan varian ini lebih berbahaya dari dari varian Delta. Otoritas Kesehatan Inggris pun baru menggolongkannya menjadi variant under investigation.

"Masih masuk dalam variant under investigation, belum variant of interest atau variant of concern," katanya.

Baca Juga: Mahasiswa Diduga Lakukan Kekerasan Seksual, UGM Bentuk Tim Khusus

Baca Juga: Epidemiolog UGM Nilai PCR dan Antigen untuk Angkutan Lokal Tak Efektif

2. Perbatasan tetap harus diperketat

Varian Delta Plus Masuk ke Malaysia, Ini Pendapat Pakar Genetik UGM Ilustrasi physical distancing di Bandara Soekarno-Hatta (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Meski belum terbukti berbahaya, Gunadi mengimbau pemerintah tetap memperketat perbatasan untuk mengantisipasi masuknya setiap varian baru.  Lantaran varian asal Inggris ini telah terdeteksi di Malaysia.

”Sebetulnya pencegahan penyebaran varian apa pun termasuk AY.4.2 sama. Mestinya pemerintah sudah antisipasi termasuk terkait perbatasan antar negara,” terangnya.

3. Lonjakan kasus di Inggris belum tentu disebabkan varian Delta Plus

Varian Delta Plus Masuk ke Malaysia, Ini Pendapat Pakar Genetik UGM ilustrasi seorang pasien COVID-19. (ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica)

Lonjakan penularan kasus COVID-19 di Inggris belakangan ini, menurut Gunadi belum tentu disebabkan oleh varian Delta Plus. Sebab kenaikan penularan juga dipicu longgarnya penerapan pembatasan dan protokol kesehatan.

“Tergantung banyak faktor, salah satu faktor yang penting adalah bagaimana aktivitas masyarakat khususnya protokol kesehatan,” paparnya.

Dia menambahkan sepanjang COVID-19 belum terkendali dan imunitas kelompok belum terbentuk, protokol kesehatan ketat dan pembatasan kegiatan warga tetap perlu diutamakan oleh pemerintah. Menurutnya, protokol kesehatan ini menjadi kunci utama di masa pandemik.

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya