Pengumuman Kelulusan SMP di Sleman 5 Juni, Sekolah Diminta Awasi Siswa

Sleman, IDN Times - Pengumuman kelulusan bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Sleman dijadwalkan dilakukan pada tanggal 5 Juni mendatang.
Berkaitan dengan hal tersebut, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Arif Haryono meminta pihak sekolah untuk mengawasi siswa-siswinya agar tidak konvoi maupun melakukan tindakan coret-coret. Jika diperlukan sekolah juga bisa berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat untuk mengawasi siswa.
1. Pengumuman disampaikan lewat website sekolah masing-masing

Berbeda dengan tahun sebelumnya, Arif menjelaskan, untuk tahun ini pengumuman kelulusan siswa SMP di Sleman akan disampaikan melalui website sekolah masing-masing. Selain itu, untuk wisuda atau pelepasan siswa juga ditiadakan untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Pengumuman kelulusan agar disampaikan melalui sosial website yang ada di masing-masing sekolah. Jika ada yang memerlukan penjelasan bisa disampaikan melalui zoom. Kemudian tidak ada kegiatan wisuda atau pelepasan siswa dengan tatap muka," ungkapnya pada Kamis (28/5).
2. Sekolah diminta memantau siswa

Untuk menghindari adanya kegiatan konvoi maupun coret-coret baju dan fasilitas umum, Arif mengimbau sekolah agar bisa memantau siswa-siswinya. Dia menjelaskan, meskipun pengumuman dilakukan melalui sistem online, namun masih dimungkinkan siswa berkumpul dan berkegiatan yang tidak diinginkan.
"Kepala Sekolah agar melakukan pemantauan, pengendalian dan melarang siswa untuk merayakan kelulusan dengan corat-coret di baju, corat-coret pada fasilitas umum, konvoi berkendaraan dan seterusnya. Karena ada kemungkinan walaupun penyampaian kelulusan itu disampaikan melalui media sosial akan tetapi bisa saja mereka berkumpul di suatu tempat," paparnya.
3. Diminta melakukan investigasi dan koordinasi dengan aparat keamanan setempat

Selain hal di atas, Arif juga meminta agar pihak sekolah untuk melakukan investigasi di tempat-tempat yang sering dipakai untuk berkumpul para siswa. Ketika ada siswa yang tetap nekat untuk berkumpul dan melakukan kegiatan yang tidak diinginkan, maka sekolah bisa berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat.
"Sekolah perlu melakukan investigasi di berbagai tempat tempat yang biasa dipakai untuk berkumpul. Jika itu terjadi maka segera untuk bisa diatasi atau bahkan bekerjasama dengan aparat kepolisian," jelasnya.