LLDIKTI Persilakan Kampus Ganti Skripsi dengan Mata Kuliah 

Kebijakan ini berlaku selama masa pandemik COVID-19

Sleman, IDN Times - Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) perbolehkan kampus untuk mengganti skripsi dengan mata kuliah setingkat selama masa pandemik COVID-19.

Kepala Bagian Akademik Kemahasiswaan dan Sumber Daya LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta, Tunggul Priyono menyatakan keputusan tersebut diambil untuk menyiasati para mahasiswa tidak keluar rumah selama COVID-19.

1. Skripsi bukan ditiadakan

LLDIKTI Persilakan Kampus Ganti Skripsi dengan Mata Kuliah Ilustrasi (IDN Times/Istimewa)

Tunggul menekankan, penggantian bukan berarti meniadakan skripsi namun untuk menggantinya dengan mata kuliah setingkat. Kebijakan penggantian tersebut juga dilakukan ketika pengerjaan skripsi dianggap memberatkan saat pandemik COVID-19.

"Bukan ditiadakan, tapi boleh diganti dengan mata kuliah lain yang setingkat. Ditekankan, kalau memang memberatkan. Sekali lagi bukan ditiadakan tetapi diganti dengan metode yang lain," ungkapnya pada Kamis (2/7).

Baca Juga: Bikin Ngakak, 13 Chat Kocak Para Pejuang Skripsi & Dosen Pembimbing

2. Bisa diganti dengan kerja praktik

LLDIKTI Persilakan Kampus Ganti Skripsi dengan Mata Kuliah Pexels.com/picjumbo.com

Selain diganti dengan mata kuliah setingkat, skripsi dapat dialihkan dengan kerja praktik. Kebijakan tersebut sebelumnya telah melalui pertimbangan dalam rapat yang dilakukan LLDIKTI.

"Di dalam kerja praktik sekaligus ditulis sebagai skripsinya, antara lain seperti itu. Untuk menyiasati anak-anak yang sekarang skripsi itu agar tidak keluar dari rumah," terangnya.

3. Mengganti objek penelitian

LLDIKTI Persilakan Kampus Ganti Skripsi dengan Mata Kuliah pexels.com/Ivan Samkov

Sementara itu, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa menjelaskan mahasiswa UNY tetap mengerjakan skripsi. Namun untuk menyiasati COVID-19 ada beberapa yang perlu diubah, seperti objek yang semula di sekolah formal diganti dengan keluarga.

"Tetap skripsi, karena skripsi itu kan substansi ilmunya. Jadi bagaimana mahasiswa itu bisa belajar mulai dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, dirumuskan lalu dicari jawabannya, akhirnya mengambil kesimpulan. Kita menekankan pada prosedur ilmiah, objek, data itu semua menyesuaikan yang mungkin bisa," paparnya. 

Baca Juga: [INFOGRAFIS] Pilih Karier atau Cinta, Millenials Pilih yang Mana? 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya