Relawan Bela Jokowi Turun Gunung di Pilkada: Demi Sinergi Pusat-Daerah

- Aksi turun gunung Presiden Jokowi bersama calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah untuk terbentuknya sinergi antara pusat dan daerah.
- Jokowi ingin memastikan program pemerintah pusat dan daerah bisa berjalan tanpa kendala demi menghadapi tantangan besar ke depan.
- Pemilihan pilkada serentak tanggal 27 November 2024 menjadi penentuan untuk terciptanya sinergi pemerintahan yang kuat dari pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
Yogyakarta, IDN Times - Aksi turun gunung Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) bersama calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi-Taj Yasin, pada akhir pekan lalu disebut dilakukan demi terbentuknya sinergi antara pusat dan daerah.
Ketua DPP Arus Bawah Prabowo–Arus Bawah Jokowi sekaligus Wakil Komandan Relawan TKN Prabowo-Gibran, Supriyanto, mengatakan bahwa dukungan sang mantan wali Kota Solo itu kepada sejumlah calon kepala daerah bukan masalah adanya kepanikan. Selain itu, kata Supriyanto, bukan juga niatan cawe-cawe sebagaimana disampaikan beberapa elite partai PDIP.
"Kebetulan di beberapa daerah tersebut calon yang didukung Jokowi berhadapan head to head dengan calon PDIP seperti Jawa Tengah, Jakarta, Bali, Banten dan Sumatera Utara," kata Supriyanto di Yogyakarta, DIY, Senin (18/11/2024).
1. Demi presiden dan gubernur yang sejalan

Supriyanto melanjutkan, Jokowi lewat turbanya ingin memastikan bahwa program pemerintah dari pusat dan daerah bisa berjalan tanpa kendala. Hal ini menimbang tantangan besar ke depan yang dihadapi Bangsa Indonesia berkaitan dengan berbagai isu pelambatan pertumbuhan ekonomi di tingkat global.
"Sinergi pemerintahan sangat mutlak diperlukan, kita butuh stabilitas politik untuk memaksimalkan seluruh sumber daya bangsa ini untuk mensukseskan program swasembada pangan dan energi, keberhasilan program percepatan pengentasan kemiskinan dan peningkatan sumber daya manusia," paparnya.
Terlebih, kata Supriyanto, pemerintahan Prabowo adalah keberlanjutan dari Pemerintahan Jokowi.
"Sangat wajar jika Jokowi tidak ingin ada lagi pengalaman pahit pada masa pemerintahan yang lalu di mana ada gubernur tidak sejalan dan bahkan menghambat program presiden hanya karena ego sektoral dan kepentingan elektoral," ujarnya.
2. Singgung masa pandemi COVID-19 dan gagalnya Piala Dunia U-20 di RI

Supriyanto pun mencontohkan apa yang ia maksudkan. Seperti saat masa pandemi COVID-19 dahulu ada gubernur yang enggan mengikuti kebijakan pemerintah pusat dan justru menerapkan lockdown di wilayahnya.
Lalu, Supriyanto juga meyakini masalah proyek pengendalian banjir dan pembangunan transportasi MRT LRT di Jakarta banyak terhambat lantaran gubernurnya punya program sendiri.
"Ada lagi Gubernur di Bali menolak Proyek Strategis Nasional Bandara Bali Utara karena tekanan dari ketua umum partainya," ungkapnya.
Kemudian, momen kala salah seorang gubernur tiba-tiba menolak pelaksanaan Piala Dunia U-20, padahal persiapan sudah berjalan sejak dua tahun sebelumnya. Pembukaan acara batal karena petugas lebih tunduk sebagai petugas partai kepada ketua umum ketimbang pada presiden.
3. Menangkan kepala daerah yang satu nafas perjuangan dengan Prabowo

Lebih lanjut, Supriyanto menuturkan jika pemilihan pilkada serentak tanggal 27 November 2024 mendatang bakal jadi penentuan untuk terciptanya sinergi pemerintahan yang kuat dari pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
"Maka kami segenap relawan Jokowi dan Prabowo serta komunitas warga masyarakat yang ingin Indonesia mandiri dan maju akan berjuang sepenuhnya memenangkan calon kepala daerah yang satu tarikan nafas dengan kepemimpinan Presiden Prabowo," tegasnya.
"Kita bersatu dan bergotong-royong dengan seluruh elemen rakyat Insya Allah calon gubernur dan wakil gubernur yang sejalan dengan pemerintahan Prabowo Gibran dipilih rakyat menang dan siap bekerja," pungkas Supriyanto.