Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Kapal Tol Laut KM Logistik Nusantara 4. (dok. Kemenhub)

Sleman, IDN Times - Tol laut menjadi salah satu program andalan Presiden Joko Widodo, sekaligus Program Strategis Nasional (PSN). Peneliti Senior Pusat Studi dan Logistik (Pustral) UGM, Arif Wismadi, menjelaskan setelah berjalan hampir delapan tahun, ada sejumlah hal yang dinilai perlu dibenahi.

“Sebagai konsep untuk menurunkan disparitas harga antar wilayah maka tol laut adalah bagus. Begitu juga pilihan untuk mengelola biaya transportasi Rp0 sehingga harga di Surabaya sama dengan di Papua juga tepat. Namun demikian, dalam pelaksanaan banyak hal perlu dibenahi,” kata Arif Wismadi, Sabtu (17/9/2022).

1. Berbagai hal yang perlu dibenahi agar tol laut maksimal

Peneliti Senior Pusat Studi dan Logistik (Pustral) UGM, Arif Wismadi.(IDN Times/Herlambang Jati)

Arif Wismadi menjelaskan meski telah terjadi peningkatan seperti trayek, jumlah pelabuhan yang disinggahi, kapasitas angkut kapal hingga volume muatan, sejumlah masih perlu dibenahi untuk memaksimalkan fungsi tol laut ini.

“Yang pertama adalah volume dan daerah pengaruh dari distribusi komoditas tol laut. Untuk menurunkan harga maka perlu volume yang besar. Dalam istilah Jawa, sepertinya nguyahi segoro. Dari kajian yang telah dilakukan, efek penurunan harga akan terjadi jika distribusi komoditas dengan volume cukup tersebar dalam radius 300 km. Jika hanya pada satu desa atau klaster desa maka tidak berdampak,” ucap Arif kepada IDN Times. 

Pria yang merupakan Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) untuk IPTEKS Transportasi itu menyebut kondisi lain di lapangan adalah komoditas tol laut bercampur dengan komoditas non-tol laut. “Efeknya adalah harga jual pada tingkat retail yang tidak terawasi akan naik. Artinya manfaat program bukan pada sasaran akhir atau masyarakat yang dituju,” ujarnya.

2. Tantangan pengembangan tol laut ada di pendanaan

Editorial Team