PMK Merebak Lagi di Gunungkidul, Seekor Pedet Mati

- Penyakit mulut dan kuku (PMK) merebak di Gunungkidul, menyebabkan kematian pedet sapi usia 2 bulan 10 hari.
- Kondisi induk yang tidak dapat memproduksi susu dengan baik akibat terkena PMK, membuat pedet kesulitan untuk minum.
- Tiga bulan sebelumnya, enam ekor sapi terjangkit PMK di Kalurahan Pampang, namun berhasil disembuhkan setelah penanganan dari petugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Bantul, IDN Times - Penyakit mulut dan kuku (PMK) dilaporkan kembali merebak di wilayah Gunungkidul. Seorang peternak di Kalurahan Pampang, Kapanewon Paliyan, harus kehilangan anakan sapi atau pedet berusia 2 bulan 10 hari yang mati akibat terinfeksi PMK.
1. Indukan pedet juga terpapar PMK

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, mengonfirmasi bahwa pedet tersebut mati akibat penyakit mulut dan kuku (PMK) pada Minggu (22/12/2024).
"Awalnya dalam satu kandang ada tiga sapi, indukan sapi yang sakit PMK. Kemudian sudah berangsur membaik namun pedet baru berusia 2 bulan tidak kuat. Yang mati pedetnya, usia 2 bulan 10 hari," ucapnya, Selasa (24/12/2024).
2. Terpapar PMK pedet kesulitan minum

Wibawanti menjelaskan bahwa kematian pedet disebabkan oleh usianya yang masih muda dan kondisi induknya yang tidak dapat memproduksi susu dengan baik akibat terkena PMK. Selain itu, luka pada lidah pedet memperburuk situasi karena menyulitkan pedet untuk minum.
Menurutnya, pemilik sapi telah mencoba memberikan tambahan susu. Namun, upaya tersebut tetap tidak berhasil menyelamatkan pedet.
"Mirip manusia kalau terkena sariawan gitu kan sakit," ujarnya.
3. Sejumlah ternak sapi di Kalurahan Pampang juga terpapar PMK

Wibawanti menjelaskan bahwa tiga bulan sebelumnya, terdapat enam ekor sapi di Kalurahan Pampang yang terjangkit PMK. Namun, seluruhnya telah berhasil disembuhkan setelah mendapatkan penanganan dari petugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) serta laboratorium yang turun langsung ke lokasi.
"Tiga bulan sebelumnya enam ekor terkena (PMK) di sana itu. Telah mendapatkan penanganan dari petugas dan sembuh. Saat ini tiga (ekor) satu pemilik, satu mati, dan dua berangsur sembuh," kata dia.
Ia juga meminta pemilik sapi untuk membersihkan kandang secara rutin dan menyemprotkan desinfektan di area tersebut. Menurutnya, kasus PMK masih ditemukan di daerah lain, meskipun jumlah pastinya tidak disebutkan.
"Masih ada, tetapi kematian baru ini, itupun karena pedet," katanya.