Penonaktifan Live TikTok saat Aksi Unjuk Rasa, Ini Dampaknya

- Masyarakat kehilangan satu saluran informasi untuk membagikan dan mengakses informasi tentang yang terjadi pada saat aksi berlangsung.
- Berdampak pada keberlangsungan ekonomi digital
Yogyakarta, IDN Times - Penonaktifan fitur live TikTok menuai perdebatan di masyarakat. Pasalnya penonaktifan fitur ini dilakukan di tengah unjuk rasa menyuarakan pendapat. Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) menyayangkan penonaktifan fitur tersebut yang sebenarnya bisa menjadi medium jurnalisme warga.
“Penonaktifan fitur ini tentu mengakibatkan masyarakat kehilangan satu saluran informasi yang penting untuk berbagi informasi secara langsung,” ungkap Dosen Ilmu Komunikasi UGM, Syaifa Tania, Rabu (3/9/2025).
1. Masyarakat kehilangan satu saluran informasi

Dosen Ilmu Komunikasi UGM, Syaifa Tania mengungkapkan selama aksi demo lalu fitur TikTok Live banyak digunakan masyarakat untuk membagikan dan mengakses informasi tentang apa yang terjadi pada saat aksi berlangsung. Tren live pada saat demo banyak dilakukan para pendemo untuk menyebarkan informasi terkini yang terjadi di lapangan secara real-time. Penonaktifan fitur TikTok Live dianggap sebagai upaya pembungkaman kebebasan berpendapat.
"Fitur TikTok Live memungkinkan informasi disampaikan secara real time, minim intervensi atau sensor, dan menjangkau pengguna media digital secara luas. Kecepatan sebaran informasi yang disampaikan pun relatif tinggi melebihi media arus utama (mainstream media)," terangnya.
2. Pengaruhi hak masyarakat untuk berekspresi

Meski pemerintah sudah memberikan klarifikasi bahwa kebijakan ini merupakan inisiatif dari platform yang bertujuan untuk menghindari penyebaran konten kekerasan, hate speech, dan lainnya. Namun, Tania menilai platform media sosial sekarang ini berperan sebagai titik temu digital yang memungkinkan publik untuk saling terhubung dan menyuarakan pendapatnya secara kolektif, sehingga penonaktifan fitur tersebut dapat berpotensi berpengaruh pada hak masyarakat untuk berekspresi.
“Namun, dalam kondisi saat ini masyarakat justru membutuhkan platform untuk memfasilitasi proses komunikasi yang lebih terbuka,” ungkap Tania.
3. Berdampak pada keberlangsungan ekonomi digital

Tidak hanya itu, penonaktifan tersebut juga berdampak pada keberlangsungan ekonomi digital. Pasalnya, banyak pelaku bisnis UMKM maupun affiliator yang saat ini melakukan aktivitas operasionalnya di TikTok Shop dan memanfaatkan fitur live sebagai salah satu media komunikasi pemasaran utamanya .
Ia menegaskan kebijakan untuk memastikan keamanan publik lewat moderasi konten yang dilakukan platform dan juga memastikan ekonomi digital berlangsung perlu dilakukan. Kebijakan yang diambil perlu didasarkan pada prinsip proporsional terkait fitur apa saja yang berisiko, durasi penonaktifan layanan kemudian transparansi proses terkait alasan kebijakan tersebut diambil.
“Untuk mendorong ekonomi digital tetap berjalan maka optimalisasi fitur Shop perlu dilakukan dengan berbagai mekanisme pemasaran yang bertujuan agar proses ekonomi tetap berlangsung,” terangnya.
Solusi preventif yang dapat diambil oleh pelaku usaha salah satunya ialah diversifikasi media. Diversifikasi media komunikasi pemasaran menjadi salah satu langkah untuk mendorong aktivitas ekonomi digital masyarakat tetap berjalan. “Dependensi terhadap satu platform saja mengakibatkan ketergantungan bagi UMKM sehingga membangun keragaman media promosi perlu dilakukan,” jelas Tania.
Ia menyarankan para pelaku UMKM dapat memanfaatkan beragam fitur live yang ditawarkan oleh beragam platform media sosial atau e-commerce lain, dan merancang media promosi non-live seperti katalog, reels, product review bisa menjadi alternatif taktik yang dapat dilakukan.
“Meski mungkin penekanan promosi dirasa paling optimal di satu platform tertentu, namun perlu mulai membangun diversifikasi promosi di beragam kanal platform lain yang nantinya bermanfaat pula untuk ekspansi target pasar,” pungkasnya.