Pemkot Yogyakarta Siapkan Tim Khusus Antisipasi Pohon Tumbang

- Tim siaga disiagakan setiap hari untuk pemangkasan dan pemantauan pohon rawan tumbang.
- Sebanyak 20 ribu pohon termasuk aset DLH Kota Yogyakarta, dengan fokus pemangkasan pada pohon waru yang rapuh.
- Masyarakat diimbau untuk melaporkan kondisi pohon berbahaya guna menjaga keselamatan publik.
Yogyakarta, IDN Times – Menghadapi datangnya musim hujan, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menyiapkan tim khusus pemeliharaan pohon untuk mencegah terjadinya insiden pohon tumbang yang berpotensi membahayakan warga.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta menugaskan petugas secara rutin melakukan pemangkasan dan pemantauan di titik-titik rawan. Selain itu, sistem siaga juga diterapkan agar penanganan bisa dilakukan dengan cepat bila ditemukan pohon dalam kondisi rapuh.
1. Tim siaga diterjunkan setiap hari
Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau Publik DLH Kota Yogyakarta, Rina Aryati Nugraha, menjelaskan petugas bakal disiagakan dalam dua sif.
“Sudah ada pendataan pengawas di lapangan. Kalau melihat ada pohon keropos, kami minta segera lapor. Sejak tahun lalu sudah disiapkan dua sif petugas jaga jadi kalau ada pohon tumbang bisa langsung kami tangani,” jelasnya, Selasa (2/9/2025) dilansir laman resmi Pemkot Yogyakarta.
2. Ribuan pohon masuk pantaun DLH
Rina menyebut ada sekitar 20 ribu pohon yang termasuk dalam aset DLH Kota Yogyakarta. Jenis yang paling banyak adalah pohon angsana dan tanjung, disusul asem jawa, sawo, tabebuya, hingga beringin.
“Di Jalan Panjaitan dan Kota Baru jadi titik prioritas karena di wilayah tersebut masih banyak tersebar pohon-pohon besar, tinggi dan sudah cukup tua,” ungkapnya.
Meski jumlah pohon rawan tumbang hanya sekitar 5 persen, kegiatan pemangkasan tetap dilakukan rutin untuk mengurangi risiko serta menjaga lingkungan tetap aman dan nyaman.
3. Pohon waru jadi fokus perhatian

Selain pohon yang tercatat dalam inventaris resmi, DLH juga memberi perhatian pohon waru. Rina menjelaskan, pohon jenis ini lebih rapuh dibanding pohon lain sehingga rawan patah ketika diterpa angin kencang.
Ia menambahkan, sejauh ini belum ada laporan pohon tumbang memasuki peralihan musim kemarau ke hujan. “Sekitar 1–2 minggu yang lalu hanya ada laporan beberapa ranting atau dahan patah di perkampungan, tapi kalau tumbang tidak ada,” jelasnya.
DLH Kota Yogyakarta mengimbau masyarakat untuk melaporkan kondisi pohon yang dianggap berbahaya. Menurut Rina, laporan warga sangat membantu agar tindakan cepat bisa segera dilakukan.
Upaya ini, kata Rina, tidak hanya sekadar perawatan rutin, tetapi juga bentuk komitmen Pemkot menjaga keselamatan publik. “Kami terus berupaya memberikan yang terbaik meskipun ada keterbatasan. Keselamatan dan kenyamanan masyarakat adalah prioritas utama,” tegasnya.