Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

1.000 Green Engineering, Ikhtiar Uni Eropa-Indonesia Lahirkan Insinyur Hijau

1.000 Green Engineering, Ikhtiar Uni Eropa-RI Lahirkan Insinyur Hijau
Platform '1.000 Green Engineering' diperkenalkan melalui EHEF 2025. (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Intinya sih...
  • Platform '1.000 Green Engineering' jembatani studi rekayasa hijau di Eropa, menyajikan informasi studi dan beasiswa, serta membuka ruang informasi berbagai studi rekayasa hijau berdasarkan negara tujuan maupun program studi pilihan.
  • Uni Eropa menyediakan 197 beasiswa bagi mahasiswa Indonesia di bidang rekayasa hijau, dengan tiga sektor green jobs paling menjanjikan: Desain Bangunan Hijau dan Konstruksi Berkelanjutan, Teknik Energi dan Teknologi Terbarukan, serta Pertanian dan Kehutanan Berkelanjutan.
  • EHEF menunjukkan komitmen Uni Eropa dalam mendukung mahasiswa Indonesia yang bermimpi mengejar pendidikan di Eropa, memperkuat hubungan kemitraan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times - Uni Eropa (EU) bersama Pemerintah Indonesia menggagas platform '1.000 Green Engineering' yang memuat berbagai peluang program studi dan beasiswa berfokus pada rekayasa hijau di Benua Biru. Kemitraan ini harapannya mampu mendorong lahirnya lebih banyak lagi insinyur hijau dari Tanah Air.

Platform '1.000 Green Engineering' ini diperkenalkan salah satunya melalui pameran pendidikan tahunan European Higher Education Fair (EHEF) 2025 yang digelar Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM, 6 November 2025 kemarin, kemudian pada 8-9 November di Catur Dharma Hall, Menara Astra, Jakarta.

1. Jembatani studi rekayasa hijau

Ilustrasi arsitektur hijau (pexels.com/Oleksiy Ukraine,🌻🇺🇦)
Ilustrasi arsitektur hijau (pexels.com/Oleksiy Ukraine,🌻🇺🇦)

Ketua Departemen Arsitektur Universitas Indonesia (UI), Ova Candra Dewi, menjelaskan, '1.000 Green Engineering' ini menyajikan berbagai informasi studi engineering di Eropa.

Anggota tim riset dari Uni Eropa itu menambahkan, platform ini dibuat untuk menjembatani para insinyur yang ingin melanjutkan studi rekayasa hijau. Melalui program ini, mereka bisa mengakses informasi spesifik mengenai negara maupun perguruan tinggi yang terdepan dalam bidang green engineering.

"Pertama mungkin orang bingung mau sekolah di mana. Misal orang yang mau sekolah di Prancis, platform ini bisa menyajikan informasi di Prancis itu bisa sekolah apa saja, di universitas mana, jurusannya apa saja," kata Ova di GIK UGM.

Ova melanjutkan, platform '1.000 Green Engineering' membuka ruang informasi berbagai studi rekayasa hijau berdasarkan negara tujuan maupun program studi pilihan, selain juga menyajikan berbagai beasiswa yang diperuntukkan bagi warga Indonesia di Eropa.

"Bisa juga mendapatkan informasi tentang scholarship. Beasiswanya yang bisa disuplai ke negara-negara tersebut untuk orang Indonesia," ujar Pakar Arsitektur dan Keberlanjutan, Teknologi Lingkungan itu.

Informasi lengkap tentang program '1.000 Green Engineering' ini bisa diakses melalui www.greenengineer.eu.

2. Next-level engineering dan 3 sektor green jobs paling menjanjikan

European Higher Education Fair (EHEF) 2025 yang digelar Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM, 6 November 2025
European Higher Education Fair (EHEF) 2025 yang digelar GIK UGM, 6 November 2025. (IDN TImes/Tunggul Damarjati)

Indonesia sendiri dilihat dari kacamata perkembangan dinamika global, kian memerlukan banyak ahli dalam sektor pekerjaan hijau (green jobs) demi mencapai target emisi nol bersih tahun 2060 berdasarkan Perjanjian Paris.

Green jobs ini berkontribusi pada upaya pelestarian atau pemulihan lingkungan dan mempromosikan pekerjaan yang layak. Bidang ini mencakup sektor tradisional, seperti manufaktur dan konstruksi, serta bidang-bidang baru, macam sektor energi terbarukan dan ekonomi sirkular.

Sementara di satu sisi, peluang pekerjaan hijau masih terbuka lebar sekarang ini. Terhitung sekarang ini ada 190 institusi pendidikan dan 1.380 program studi rekayasa hijau yang tersedia di 27 negara anggota Uni Eropa.

Bukan cuma itu, menurut Ova, Uni Eropa juga menyediakan 197 beasiswa bagi mahasiswa Indonesia di berbagai jenjang pendidikan tinggi pada program studi ini.

"Indonesia bersama Uni Eropa serius bahwa kami pengin ada banyak-banyak engineer, tapi engineer next level, yaitu engineer yang udah lebih memikirkan tentang environmental impact, pollution, global climate change, dan sebagainya," ucapnya.

Survei Uni Eropa mengenai informasi rekayasa hijau menunjukkan tiga sektor green jobs paling menjanjikan untuk pengembangan di Indonesia. Pertama, sektor Desain Bangunan Hijau dan Konstruksi Berkelanjutan atau Green Building Design and Sustainable Construction.

Kedua, sektor Teknik Energi dan Teknologi Terbarukan atau Energy Engineering and Renewable Technology. Terakhir, sektor Pertanian dan Kehutanan Berkelanjutan atau Sustainable Agriculture and Forestry.

"Di Uni Eropa platformnya itu spesifik green engineering. Ada 15 field, tapi nanti ada dua support termasuk yang policy yang memang gak bisa dihindari juga harus ada," jelasnya.

3. Membangun dunia lebih tangguh dan berkelanjutan

European Higher Education Fair (EHEF) 2025 yang digelar GIK UGM, 6 November 2025.
European Higher Education Fair (EHEF) 2025 yang digelar GIK UGM, 6 November 2025. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Denis Chaibi, menyampaikan bahwa sejak perdana digelar pada tahun 2008, EHEF telah membuktikan komitmen Uni Eropa dalam mendukung mahasiswa Indonesia yang bermimpi mengejar pendidikan di Eropa. Pada tahun-tahun sebelumnya, pameran ini menarik total lebih dari 6 ribu pengunjung.

"Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia bangga telah menjadi tuan rumah EHEF sejak 2008. EHEF menunjukkan komitmen Tim Eropa untuk mendukung mahasiswa Indonesia dalam mewujudkan keinginan mereka untuk belajar di Eropa dan mewujudkan misi institusi pendidikan tinggi Indonesia dalam menjalin kemitraan dengan institusi pendidikan tinggi Eropa," ujar Denis.

Menurut Denis, EHEF tidak hanya sebagai ajang promosi kampus semata, namun juga demi memperkuat hubungan kemitraan antara lembaga pendidikan Indonesia dan lembaga pendidikan di Eropa.

Menurutnya, pendidikan memainkan peran penting dalam strategi global Uni Eropa, khususnya membangun dunia yang lebih kuat dan berkelanjutan. Selain itu, pendidikan juga memantik inovasi, pengembangan keterampilan, dan pemahaman budaya lintas negara yang berkontribusi pada pertumbuhan berkelanjutan serta transformasi digital di seluruh dunia.

"Dengan berinvestasi dalam kemitraan dan peluang pendidikan, EU (Uni Eropa) berkomitmen untuk memberdayakan generasi pemimpin global berikutnya dan berkontribusi pada masa depan yang lebih terhubung, sejahtera, dan tangguh," imbuh Denis dalam keterangannya.

Dalam EHEF 2025, sebanyak 80 institusi pendidikan tinggi Eropa akan hadir, yang berasal dari Belgia, Jerman, Irlandia, Spanyol, Prancis, Italia, Latvia, Hongaria, Belanda, Austria, Polandia, Rumania, Slovakia, Finlandia, Swedia, serta Uni Eropa dan Indonesia yang diwakili oleh LPDP dan Beasiswa Garuda.

Pada acara tersebut, pengunjung bisa menjelajahi berbagai program studi mulai dari ilmu sosial hingga sains terapan, atau mencari informasi mengenai peluang beasiswa.

Mengacu data tahunan, lanjut Denis, Uni Eropa dan negara-negara anggotanya memberikan lebih dari seribu beasiswa bagi pelajar dan akademisi Indonesia melalui program Erasmus+ serta skema beasiswa masing-masing negara. Totalnya, setiap tahun lebih dari 4 ribu pelajar dan peneliti dari Indonesia berangkat belajar di Eropa.

EHEF ke-17 ini akan memiliki tema baru seiring dengan peluncuran inisiatif '1,000 Green Engineering', sebuah situs yang menyajikan informasi terkait program teknik hijau, pelatihan vokasi, dan kursus teknologi berkelanjutan di berbagai universitas di Eropa.

Tujuan Uni Eropa dengan inisiatif tersebut adalah untuk menyiapkan calon insinyur hijau dari Nusantara. Misi inisiatif ini adalah menciptakan jawaban atas beragam tantangan global, macam perubahan iklim dan ekonomi sirkular.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us

Latest News Jogja

See More

Sekolah Rakyat di DIY Dapat Bantuan 2 Bus dari Kemenhub

07 Nov 2025, 17:54 WIBNews