Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mengintip Gamelan dari Perunggu Buatan Perajin Gilangharjo Bantul

Gamelan dari perunggu yang diproduksi oleh petani dari Gilangharjo Pandak Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)
Intinya sih...
  • Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul dikenal sebagai daerah penghasil gamelan Jawa dan peralatan rumah tangga lainnya.
  • Gamelan berbahan perunggu diproduksi oleh Giyanto (50) dengan nilai jual mencapai lebih dari Rp500 juta karena proses pembuatannya yang rumit.
  • Gamelan perunggu memiliki suara yang lebih baik daripada gamelan dari kuningan atau baja, namun harganya lebih mahal.

Bantul, IDN Times - Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, dikenal sebagai daerah penghasil peralatan rumah tangga, alat pertanian dari pandai besi, alat musik kendang, batik, hingga keris dan gerobak.

Namun, dalam lima tahun terakhir, daerah yang dipimpin Lurah Pardiyono ini memproduksi gamelan Jawa dengan bahan baku bukan hanya dari besi baja dan kuningan, melainkan juga perunggu. Satu set gamelan berbahan perunggu bahkan memiliki nilai jual tinggi, mencapai lebih dari Rp500 juta.

1. Jadi tantangan untuk mencoba memproduksi gamelan dari perunggu

Perajin gamelan dari perunggu, Giyanto.(IDN Times/Daruwaskita)

Adalah Giyanto (50), warga Padukuhan Kadekrowo, Kalurahan Gilangharjo, yang mulai mengembangkan pembuatan gamelan berbahan perunggu setelah sekitar lima tahun memproduksi gamelan dari baja atau kuningan. 

Ia menjelaskan bahwa gamelan berbahan perunggu merupakan campuran tembaga dan timah putih, dengan timah putih yang diambil dari Bangka. Pembuatan gamelan perunggu memakan waktu lama, sehingga ia merasa tertantang untuk mengolah bahan ini.

"Jadi kenapa langka? Ya karena dari teman-teman perajin gamelan itu biasanya membuat gamelan dari kuningan, baja atau plat besi," ujarnya, Sabtu (26/10/2024).

2. Perlu ilmu 'titen' untuk memproduksi gamelan dari perunggu

Gamelan dari perunggu yang diproduksi oleh perajin dari Gilangharjo Pandak Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Giyanto menjelaskan bahwa proses pembuatan gamelan dari bahan kuningan, baja, atau plat besi sangat berbeda dengan gamelan berbahan perunggu. Untuk gamelan perunggu, prosesnya lebih rumit dan membutuhkan pencampuran antara timah dan tembaga—yang harganya juga mahal.

"Kalau gamelan dari besi itu cukup dipotong kemudian dipukul, mencari nada, serta selanjutnya hanya di-finishing sudah jadi. Kalau gamelan perunggu cukup lama," ucapnya.

Ia menambahkan, dalam pembuatan gamelan perunggu, dibutuhkan keahlian khusus atau ilmu "titen" agar bahan perunggu yang ditempa menghasilkan nada yang berkualitas. Proses yang panjang ini, menurutnya, membuat gamelan perunggu memiliki suara yang jauh lebih baik dibandingkan dengan gamelan dari kuningan, baja, atau plat besi.

"Gamelan dari perunggu resonansi atau menggaungnya panjang dan 'antep'. Sedangkan gamelan dari besi baja resonansi juga panjang tapi kurang 'antep'. Ya kurang baguslah," ucapnya.

3. Baru memproduksi gamelan dari perunggu untuk jenis demung, saron dan peking

Gamelan dari perunggu yang diproduksi oleh perajin dari Gilangharjo Pandak Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Giyanto mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya baru memproduksi gamelan berbahan perunggu untuk jenis demung, saron, dan peking. Demung dari perunggu dijual dengan harga Rp15 juta, jauh lebih tinggi dibanding demung berbahan kuningan atau baja yang hanya sekitar Rp3 juta. Harga ini dipengaruhi oleh biaya bahan baku yang cukup mahal serta proses pengerjaan yang memakan waktu.

"Setahu saya, perajin gamelan dari bahan perunggu di Yogyakarta sangat sedikit. Kita kan baru pemula sehingga baru fokus membuat gamelan dari perunggu untuk demung, saron dan peking. Tapi ke depan kita akan mencoba untuk membuat satu set gamelan yang semuanya dari bahan perunggu," tandasnya.

4. Meski harga jual gamelan mencapai ratusan optimistis tetap laku

Ilustrasi gamelan yang dibuat dari bahan perunggu.(IDN Times/Daruwaskita)

Giyanto menambahkan bahwa tingginya harga bahan perunggu turut memengaruhi harga jual satu set gamelan, yang diperkirakan bisa mencapai lebih dari Rp500 juta. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan gamelan berbahan kuningan atau baja.

"Tapi saya tetap yakin, meski harga satu set gamelan dari perunggu harganya cukup mahal, namun karena kualitasnya jauh lebih baik, tetap saja ada peminatnya," tandas pemilik rumah produksi gamelan Omah Nglaras ini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hironymus Daruwaskita
Paulus Risang
Hironymus Daruwaskita
EditorHironymus Daruwaskita
Follow Us