Mahasiswa UGM Bertahan di Balairung hingga Tuntutan Dipenuhi

Sleman, IDN Times - Sejumlah mahasiswa yang memprotes kebijakan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) UGM masih bertahan dengan tenda kemah mereka di halaman Gedung Balairung hingga Jumat (31/5/2024).
Mereka bertahan selama lima hari terhitung sejak hari pertama mendirikan tenda, Senin (27/5/2024) kemarin. "Kami masih bertahan," kata Humas Aliansi Mahasiswa UGM, Maulana saat dihubungi, Jumat pagi.
1. Pimpinan kampus dinilai tak beri solusi

Maulana menjelaskan, perwakilan pimpinan kampus telah menemui para mahasiswa Kamis (30/5/2024) sore kemarin.
Akan tetapi, dari mereka tak muncul solusi atas tuntutan para mahasiswa yang meminta agar kebijakan IPI dihapus, serta UKT kembali menjadi delapan golongan lagi, bukannya lima.
"Harapan kami uang pangkal (IPI) ditiadakan, UKT jadi delapan golongan," kata Maulana.
2. Tuntut rektor temui mahasiswa

Oleh karena itu pula, kata Maulana, mahasiswa masih tetap akan bertahan hingga tuntutan itu terpenuhi. Termasuk, permintaan agar Rektor UGM, Ova Emilia datang dan berdiskusi langsung dengan mereka.
"(Bertahan di tenda) karena permintaan untuk bertemu dengan Bu Ova juga tidak dipenuhi," ujarnya.
3. Kebijakan uang kuliah kembali ke aturan tahun 2023

Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan Prof Supriyadi yang mewakili pimpinan kampus memastikan bahwa UKT resmi tak naik. Kebijakan menyangkut uang kuliah kembali ke aturan tahun 2023.
Ia menjelaskan, UKT dan IPI yang diberlakukan mengacu kepada Indeks Kemampuan Ekonomi (IKE), meliputi penghasilan orang tua, jumlah tanggungan keluarga, SPT Tahunan, dan daya listrik.
IPI, selain itu hanya dikenakan kepada calon mahasiswa baru yang masuk melalui jalur Seleksi Mandiri 2024 dan termasuk dalam kategori UKT Pendidikan Unggul.