Kala Internet Cepat Menghidupkan Ruang Kelas SRMA 19 Bantul

- Internet di SRMA 19 Bantul dimanfaatkan siswa dan guru untuk memperkaya pembelajaran, seperti mencari referensi gerakan senam hingga membuat peta konsep digital.
- Guru memanfaatkan teknologi seperti ChatGPT, Canva, dan gim interaktif untuk membuat proses belajar lebih inovatif dan menarik.
- Akses internet membuat siswa lebih mandiri, kreatif, dan mudah memahami berbagai mata pelajaran, termasuk bahasa, sejarah, hingga coding.
Bantul, IDN Times - Di salah satu ruang kelas, sejumlah siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 19 Bantul tampak berkumpul dalam kelompok kecil. Masing-masing kelompok membawa ponsel, sibuk membuka YouTube dan laman video edukatif. Mereka tengah mencari referensi gerakan untuk tugas senam irama.
Tawa kecil sesekali pecah ketika mereka mempraktikkan gerakan yang ada dalam video. Beberapa siswa mencoba menirukan gerakan dari layar, sementara yang lain mencoba menghafalkan gerakan. Di sudut ruangan, guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK), Risani Riski Rahayu, memantau dengan sabar, sesekali memberikan arahan agar gerakan para siswa.
“Nah, coba lihat bagian ini, gerakannya bisa kamu ubah biar lebih kompak dengan temanmu,” ujar Risani sambil tersenyum, Senin (27/10/2025).
Suasana siang itu begitu hidup. Internet menjadi jembatan yang menghubungkan semangat anak-anak dengan ide-ide baru. Dari layar kecil di tangan mereka, lahir kreativitas yang akan mereka tampilkan, sebuah harmoni antara teknologi, gerak, dan semangat.
1. Internet membuka cakrawala

Risani menuturkan dengan adanya jaringan internet membantu proses belajar mengajar. Internet membuka cakrawala lebih luas, mereka bisa mencari berbagai inspirasi. Seperti halnya saat pembelajaran POJK, internet coba dioptimalkan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
“Siswa cari referensi di internet. Membuat mind mapping, mereka cari informasi yang banyak di internet dan membuat peta konsep, dan nyatanya berhasil. Maksudnya kreasi mereka dari desain peta konsepnya, isi materi, jauh lebih beragam, dibanding mereka tidak cari di internet,” tutur Risani.
Guru TIK di SRMA 19 Bantul, Erdittya E Nindhitasari, mengatakan teknologi digital seperti ChatGPT dan Canva menjadi sahabat baru dalam menyiapkan materi ajar. “Dengan ChatGPT saya bisa menulis bahan ajar lebih cepat, lalu mengolah tampilannya lewat Canva agar menarik. Bahkan untuk pelajaran coding, saya mencari contoh program di internet untuk siswa praktik,” jelasnya.
Bagi Erdittya, kemajuan teknologi bukan pengganti guru, tapi alat yang memperkaya pembelajaran dan menghemat waktu.
2. Pembelajaran lebih inovatif
Pelaksana Harian (Plh) Kepala SRMA 19 Bantul, Alfian Ihsan Prayoga, mengakui bahwa internet menunjang hampir seluruh mata pelajaran. “Seperti saya guru BK ketika melakukan layanan klasikal, sering menggunakan media-media daring yang didapat dari internet,” ujar Alfian.
Tidak hanya itu, video kreatif, media pembelajaran dengan gim interaktif seperti Kahoot pun dimanfaatkan. Kesemuanya itu guna menunjang pembelajaran yang lebih inovatif dan menarik bagi siswa.
“Jelas sangat membantu dengan adanya internet di sini tentu memberikan dampak yang baik. Khususnya pembelajaran, sumber daya yang saya dapat (dari internet). Jadi tidak hanya secara konvensional buku, media cetak, kami bisa akses materi, contoh kasus, juga media pembelajaran lain melalui internet,” ungkap Alfian.
3. Siswa jadi mandiri dan kreatif

Tak hanya guru, para siswa juga merasakan manfaat besar dari akses internet di sekolah. Siswa kelas X-D, Septi Fitriani, mengatakan bahwa pelajaran seperti bahasa dan sejarah juga sangat terbantu dengan internet.
“Dengan internet kita bisa memperdalam pemahaman kita mengenai suatu bahasa, karena di internet disediakan situs-situs yang dapat membantu kita dalam mempelajari bahasa luar maupun bahasa lokal kita sendiri,” ucap Septi.
Sedangkan untuk mata pelajaran sejarah, internet memudahkan untuk mencari informasi tentang berbagai peristiwa Sejarah, teori, dari berbagai sumber. “Kita terbantu pembelajaran sejarah, kita lebih mudah mendapat materi,” kata Septi.
Sementara itu, Siswa kelas X-H, Alwi Muhammad Ilham, mengatakan internet sangat membantu dalam pembelajaran coding dan kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik. “Untuk divisi visual, kami bisa mencari referensi desain dan mengedit dengan mudah menggunakan internet,” ungkapnya.
Siswa kelas X-A, Dwi Hidayat, berharap pemanfaatan internet di sekolah dapat lebih dioptimalkan, terutama untuk mendukung pembelajaran berbasis teknologi. “Kami belajar koding dan kecerdasan buatan. Kalau fasilitas internet dan perangkatnya semakin baik, pembelajaran bisa lebih maksimal,” katanya.
"Artikel ini merupakan hasil kolaborasi antara Komdigi dan IDN Times"
















