Kita Berkebaya, Menjadikan Kebaya Kaya Gaya dan Berdaya Guna
- Kebaya bukan hanya busana tradisional, tapi juga aset budaya yang berdaya guna
- Program Kita Berkebaya bertujuan meningkatkan apresiasi dan pemahaman masyarakat terhadap kebaya
- Kebaya adalah warisan budaya Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai tradisi, martabat, dan identitas perempuan Indonesia
Yogyakarta, IDN Times - Aset budaya dan berdaya guna. Kebaya bukan milik satu etnis di Indonesia, tapi menjadi warisan bagi lintas generasi se-Tanah Air. Pesan itulah yang disuarakan melalui 'Kita Berkebaya' dalam rangka menyemarakkan Hari Kebaya Nasional.
'Kita Berkebaya' hadir lewat Festival seni rupa kontemporer ARTJOG 2025 yang tak cuma menyuguhkan karya visual, tapi juga menjadi ruang selebrasi budaya melalui panggung performa.
Penonton yang hadir dipertontonkan praktik singkat tentang padu padan Kebaya yang mengkolaborasikan elemen kebaya sesuai gaya dan ekspresi diri dan gaya mereka sendiri. Ada pula penampilan Lantun Orchestra, kelompok musik yang menggabungkan elemen-elemen tradisional dengan aransemen modern, menciptakan harmoni yang memukau nan unik.
1. Budaya berkebaya dongkrak perekonomian

Renitasari Adrian selaku Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, mengatakan program ini meliputi rangkaian aktivitas kreatif dan edukatif. Misi utamanya meningkatkan apresiasi dan pemahaman masyarakat. Khususnya generasi muda terhadap kebaya sebagai bagian dari identitas budaya yang kian berkembang.
Dia bilang, program ini lebih dari sekadar sebuah kampanye mempromosikan atau mengajak mengenakan kebaya, karena 'goal besarnya' adalah membangkitkan kesadaran akan gerakan yang menyasar dampak sosial dan ekonomi secara luas.
Gerakan ini telah bergulir sejak dua tahun lalu, berbarengan dengan pencanangan Hari Kebaya Nasional oleh pemerintah. Sementara untuk pelaksanaan di 2025 ini, Renita mengatakan, pihaknya menyusun pendekatan yang lebih membumi, bahkan memberikan dampak nyata bagi pelaku ekosistem kebaya.
"Di tahun kedua kami ingin membuat sesuatu yang bisa langsung berdampak secara ekonomi kepada ekosistem kebayanya. Jadi bukan cuma seperti membuat sesuatu yang cantik-cantik, yang bagus-bagus tapi setelah itu udah gitu. Tapi kita ingin memang secara ekosistem bisa bergerak, bisa hidup," kata Renita, Kamis (7/8/2025) malam.
Renita merinci, hadirnya Kita Berkebaya di panggung ARTJOG ini, diharapkan melahirkan kesadaran baru bahwa kebaya melampaui perannya sebagai busana tradisional, tapi juga menjadi kekuatan ekonomi yang memberdayakan. Baik dari penjual kain, penjahit, pembatik, perancang busana, hingga pelaku industri kreatif lainnya di seluruh Indonesia.
"Kebaya itu juga biasanya dipadupadankan dengan wastra Indonesia, dipadupadankan dengan kain batik, dengan tenun atau dengan songket sekalipun. Jadi itu juga bisa menghidupi pengrajin-pengrajin tersebut," imbuh Renita.
"Karena dengan memakai kebaya, yang sudah cinta sama kebaya pasti akan memakai padupadannya dengan wastra Indonesia. Lebih luasnya lagi, bisa terjadi pergerakan juga di UMKM Indonesia. Termasuk juga penjual kebaya vintage, bisa sustainable fashion," sambungnya.
2. Ide perempuan komunitas padel hingga otomotif berkebaya

Demi menggapai misi itu, salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan kian mendekatan masyarakat terlebih kawula muda untuk mencintai dan bangga memakai kebaya.
Mengandalkan berbagai aktivitas kreatif nan edukatif yang mengajak komunitas berkebaya dan sejumlah publik figur, generasi muda dirangkul untuk mencintai kebaya tanpa jarak.
"Selain koleksi-koleksi yang lama mungkin yang punya neneknya, ibunya bisa dipakai. Itu juga bisa bikin jadi lifestyle, jadi kayak keren gitu. Kayak anak-anak sekarang itu kan pengen sesuatu yang beda gitu," ujarnya.
"Dengan mereka pakai, eh ini kebaya ini, kebaya nenekku, jadi ada ceritanya nih gitu ya. Terus kain batiknya juga misalnya batik dari Jogja atau batik dari Solo gitu. Jadi semua yang dipakai itu jadi bisa bercerita, bercerita tentang budaya Indonesia," lanjutnya.
Renita berujar, pihaknya masih akan melanjutkan gerakannya ini ke berbagai daerah dan kota-kota besar, terutama Jakarta sebagai pusat tren anak muda. Ide menjangkau komunitas olahraga yang tengah digandrungi saat ini, padel dan otomotif perempuan pun sudah dipikirkan matang-matang.
"Kita juga terbuka kalau misalnya nanti ada komunitas-komunitas yang mau hubungi kita untuk collab. Kita pengennya setiap bulan ada kegiatan," harap Renita.
3. Kebaya milik kita semua

Prinsipnya, Renita menggarisbawahi bahwa kebaya bukanlah busana milik satu etnis di Indonesia. Kebaya adalah warisan budaya seluruh perempuan, bahkan masyarakat Indonesia.
Setiap daerah mempunyai kebaya khas yang bisa dipadupadankan dengan kain tradisional masing-masing daerah. Sehingga, apresiasi dan pemahaman masyarakat, khususnya generasi muda terhadap kebaya sebagai bagian dari identitas budaya ini yang terus didorong.
"Kebaya adalah warisan budaya Indonesia yang penuh dengan makna dan filosofi, serta mencerminkan nilai-nilai tradisi, martabat, dan identitas perempuan Indonesia," imbuh Renita.
Tak menutup peluang bahwa di kesempatan-kesempatan berikutnya Kita Berkebaya menjangkau wilayah luar pulau Jawa macam Sumatra dan Sulawesi.
"Kita kepengennya setiap bulan ada terus di mana-mana. Bukan cuma di bulan ini saja, di bulan Juli saja, bulan kebaya, Agustus misalnya bulan kemerdekaan, tapi terus jadi sehari-hari gitu. Dan bisa bergerak terus, hidup dan menghidupi," pungkasnya.
Pengageng Kawedanan Panti Budaya Pura Mangkunegaran, GRAj. Ancillasura Marina Sudjiwo yang akrab dipanggil Gusti Sura menambahkan bahwa kebaya juga wujud cerita tentang perjalanan budaya, identitas, dan jati diri perempuan Indonesia. Artinya, bukan sekadar warisan kain dan jahitan.
"Dengan memahami sejarah dan maknanya, kita bisa membawa kebaya tetap relevan di masa ini," ucap Gusti Sura.
Di mata Gusti Sura, generasi muda yang sekarang memiliki peran penting untuk menghidupkan kembali budaya berkebaya.
"Tidak hanya dengan memakainya, tetapi juga dengan memberi napas baru lewat ide, kolaborasi, dan kreativitas. Kebaya adalah masa lalu, masa kini, dan masa depan kita bersama," tutupnya.