Keluarga Minta Publik Terus Kawal Penyelidikan Kasus Diplomat Arya Daru

- Keluarga masih diskusikan opsi tunjuk kuasa hukum untuk mendampingi kasus yang belum bisa dikomentari banyak
- Pihak keluarga yakin kematian almarhum bukan disebabkan tindak bunuh diri karena sudah mengenal sosok Daru bertahun-tahun lamanya
- Arya Daru pernah mengungkapkan keinginan untuk lompat dari gedung tinggi, terungkap dari aktivitas pengiriman email ke badan amal yang menyediakan layanan dukungan bagi individu dengan tekanan emosional
Bantul, IDN Times - Pihak keluarga meyakini kebenaran di balik kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan alias ADP (39) akan terungkap jelas seiring proses penyelidikan yang masih bergulir. Mereka pun meminta publik, dengan tetap mengedepankan empati dan secara berimbang serta objektif, untuk ikut mengawal proses penyelidikan kasus ini sampai tuntas.
"Kami sangat sangat menghargai dukungan dari teman-teman media, dari seluruh masyarakat Indonesia mengenai kasus ini dan juga kami percaya bahwa kita semua bagian dari masyarakat ini percaya bahwa keadilan adalah milik bersama," kata Meta Bagus, kakak ipar Daru saat ditemui di kediamannya, Banguntapan, Bantul, DIY, Selasa (29/7/2025) petang.
"Jadi pada waktunya nanti kami percaya kebenaran akan terungkap dengan terang dan membawa keadilan dan ketenangan bagi Daru juga bagi yang ditinggalkan," sambungnya.
1. Opsi tunjuk kuasa hukum

Bagus berujar, pihaknya belum bisa berkomentar banyak mengenai hasil lidik sementara yang dipaparkan kepolisian. Tapi, keluarga masih mendiskusikan perihal opsi menunjuk kuasa hukum untuk mendampingi kasus ini.
"Saat ini, opsi itu masih dibicarakan," kata Bagus.
2. Yakin kenal betul sosok almarhum

Meski masih menanti proses penyelidikan secara keseluruhan, pihak keluarga meyakini jika kematian almarhum bukan disebabkan tindak bunuh diri.
Dasar keyakinan mereka adalah bahwa keluarga sudah mengenal sosok Daru bertahun-tahun lamanya.
"Jadi cukup kami sampaikan bahwa almarhum tidak seperti itu," ujar Bagus.
Polda Metro Jaya sebelumnya menyebut, berdasarkan penelusuran terhadap perangkat milik Daru, ditemukan aktivitas pengiriman email ke salah satu badan amal yang menyediakan layanan dukungan bagi individu dengan tekanan emosional, perasaan putus asa, dan kecenderungan untuk melakukan bunuh diri.
Untuk yang satu ini, Bagus enggan berkomentar panjang lebar. Ia merasa itu ranah pribadi. Di lain sisi, Daru juga tak pernah bercerita mengenai beban kerja yang mengarah atau memicu depresi mengenalnya.
3. Ingin lompat dari gedung tinggi

Polisi mengungkapkan diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (39) pernah mengungkapkan keinginan untuk lompat dari gedung tinggi.
Arya Daru ditemukan tewas di kamar kosnya di kawasan Gondia International Guesthouse, Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa 8 Juli 2025. Wajah Arya Daru tertutup plastik yang dililit lakban kuning.
"Tapi di informasi, di email tahun 2021 itu pada intinya korban sempat bercerita ketika melihat gedung tinggi ingin mencari cara untuk loncat dari atas. Kemudian kalau melihat pantai, ingin menenggelamkan diri," kata anggota tim digital forensik dari Direktorat Siber Polda Metro Jaya, Ipda Saji Purwanto dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).
Dari penyidikan polisi diketahui, perangkat milik Arya Daru pertama kali aktif pada 29 Juni 2019 dan terakhir digunakan untuk komunikasi pada 21 September 2022. Dari penelusuran terhadap perangkat tersebut, ditemukan aktivitas pengiriman email ke salah satu badan amal yang menyediakan layanan dukungan bagi individu dengan tekanan emosional, perasaan putus asa, dan kecenderungan untuk melakukan bunuh diri.
“Dikirim ke salah satu badan amal yang menyediakan layanan dukungan terhadap orang yang memiliki emosional yang mengalami perasaan tertekan dan putus asa, termasuk yang dapat menyebabkan bunuh diri,” kata dia.
Lebih lanjut, ditemukan dua periode pengiriman email pada Juni hingga Juli 2013 yang menceritakan soal keinginan mengakhiri hidup.
"Kemudian di segmen tahun 2021, dimulai dari September 2021 sampai dengan Oktober 2021 ada sembilan segmen. Pengiriman sebanyak sembilan segmen intinya adalah sama, ada niat yang makin kuat untuk melakukan bunuh diri, karena problem yang dihadapi,” paparnya.